Prof Subroto dalam Kenangan Pengusaha Hingga Pejabat RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Eks Menteri Pertambangan dan Energi periode 1978-1988 Prof. Subroto tutup usia pada hari ini, Selasa (20/12/2022) pukul 16.25 WIB. Prof Subroto meninggal dunia pada umur 99 tahun.
Kepergiannya menyisakan duka yang mendalam bagi sejumlah para pemangku kepentingan (stakeholder) di sektor energi dan pertambangan, baik di Tanah Air maupun internasional. Salah satunya yakni Direktur Utama PT Medco Energi Internasional Tbk Hilmi Panigoro. Subroto sendiri diketahui pernah menjadi penasihat di Medco Group.
Sejak bergabung di Medco Group, Subroto diketahui banyak memberikan ide dan nasihat cemerlang. Sumbangsih ide dan nasihat tersebut rupanya mampu membuat perusahaan berkiprah di level nasional dan internasional.
"Manajemen dan Keluarga Besar Medco Group berduka cita yang sedalam-dalamnya dan akan sangat kehilangan Beliau. Jasa dan suri tauladan yang Beliau tunjukkan akan selalu menjadi panutan bagi kami," ungkap Hilimi dalam keterangan tertulis, Selasa (20/12/2022).
Tak hanya Hilmi, segenap keluarga besar Kementerian ESDM juga berduka atas kepergian tokoh besar yang berjasa bagi perkembangan dunia energi dan sumber daya mineral di Indonesia itu. Di tingkat global, Subroto dikenal sebagai The Wise Minister Subroto from Indonesia.
Julukan yang diberikan karena kearifan, serta visinya yang hati-hati dalam pengelolaan minyak di kalangan negara-negara pengekspor minyak alias OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries). Subroto juga piawai berdiplomasi dan mampu meredam silang pendapat antar negara OPEC, kala menjabat sebagai Presiden Konferensi (1985-1985) dan Sekretaris Jenderal pada tahun 1988-1994.
Di sisi lain, Subroto merupakan Pendiri dan Ketua dari BIMASENA, Perkumpulan Masyarakat Pertambangan dan Energi, Pendiri dan Ketua Dewan Pembina Indonesian Institute of Energy Economics (IIEE), Dewan Komisaris PT Bank DBS Indonesia, Ketua Dewan Pembina Yayasan Bangun Bina Anak Indonesia, Ketua Dewan Penasehat Indonesian Mining and Minerals Research Institute (IMMRI), Ketua Dewan Pengawas Ikatan Keluarga Akademi Militer (IKAM), dan Dewan Penasehat ASPERMIGAS.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto juga berduka atas berpulangnya Tokoh Minyak Indonesia segala zaman ini. Menurutnya, Subroto merupakan sosok yang tidak pernah lelah memperjuangkan ketahanan energi di Indonesia.
"Semoga segenap insan hulu migas dapat meneruskan semangat dan etos kerja beliau," Dwi.
Sosok Subroto juga membekas di hati Ketua Indonesian Mining and Energy Forum (IMEF), Singgih Widagdo. Singgih sendiri mulai mengenal Subroto secara pribadi saat ia meminta Almarhum menerima Penghargaan Herman Johannes Award UGM dan saat Subroto menjadi salah satu juri IAGI Award.
"Kepergian Pak Broto, sangat mengejutkan. Kami berpikir, di saat acara ulang tahun Beliau tanggal 19 September 2022, dimana usia 99 telah terlewati, saya berpikir satu abad umur akan menjadi momen terbaik saat ulang tahun nanti di 2023. Tapi Allah SWT berkehendak lain, pasti terbaik untuk Beliau," ujar Singgih.
Menurut Singgih, dari sisi perjalanan hidup, khususnya di pemerintahan, tidak ada yang memperdebatkan pengabdian Subroto untuk Tanah Air.
"Sebatas dari acara TVRI di akhir tahun 78-an, di saat saya remaja, saya mengenang Beliau dari dasi kupu-kupu yang selalu Beliau kenakan di saat acara resmi," kata dia.
Singgih menilai bahwa Subroto merupakan sosok pribadi yang rendah hati, murah senyum dan selalu berpikir positif. Kerendahan hati Subroto di tengah berbagai prestasi yang diperoleh bakal menjadi nilai hidup yang terus Singgih ingat.
"Selamat jalan Pak Broto. Semoga sumbangsih untuk Ibu Pertiwi melapangkan jalan kehadiratNya. Aamiin," kata dia.
Berdasarkan informasi yang diterima CNBC Indonesia, Jenazah Subroto akan disemayamkan di Bimasena pada Selasa 20 Desember 2022. Selanjutnya, pada Rabu, 21 Desember 2022 disemayamkan di Gedung Chairul Saleh kantor Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM mulai pukul 11.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB.
Kemudian, almarhum akan dimakamkan di peristirahatan terakhir di Taman Makam Pahlawan Kalibata di hari yang sama pada pukul 15.30 WIB.
Seperti diketahui, mengutip dari berbagai sumber, Prof. Subroto lahir pada 19 September 1923 di Kampung Sewu, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Ia adalah anak ketujuh dari delapan bersaudara.
Subroto sendiri merupakan Menteri Pertambangan dan Energi atau sekarang disebut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) periode 29 Maret 1978 - 21 Maret 1988 silam. Jauh sebelum terjun ke dunia politik, ia pernah menjadi tentara dan menyandang pangkat Letnan II pada 1948.
Subroto sempat ikut dalam perang kemerdekaan beberapa kali bersama beberapa rekan, seperti Wiyogo Atmodarminto, Soesilo Soedarman, Himawan Sutanto, Ali Sadikin, Yogi Supardi, dan Sayidiman Suryohadiprojo.
Setelah perang selesai, Subroto kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) dan menyandang gelar sarjana pada 1955. Kemudian, ia mendapatkan beasiswa di Universitas McGill untuk program pascasarjana di bidang perdagangan luar negeri.
Setelah mendapatkan gelar Master of Arts dari Universitas McGill pada 1956, ia kembali ke Indonesia dan melanjutkan kuliah untuk mengambil program doktor di UI.
Subroto resmi mendapatkan gelar doktor pada 1958. Setelah itu, ia menjadi dosen di Sekolah Staf dan Komandan Angkatan Darat atau Seskoad Bandung, di mana salah satu muridnya adalah Eks Presiden Soeharto.
Inilah awal mula Subroto terjun ke dunia politik. Hubungan Subroto dengan Soeharto berjalan baik.
Ketika Soeharto menjadi Presiden RI, Subroto diangkat sebagai penasehat bagi pemerintah. Karir Subroto langsung melejit di pemerintahan.
Ia diangkat menjadi Menteri Transmigrasi dan Koperasi periode 1971-1973. Lalu, Subroto diangkat menjadi Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Koperasi periode 1973-1978.
Kemudian, ia kembali dipercaya di pemerintahan sebagai Menteri Pertambangan dan Energi selama dua periode, yakni 1978-1988.
Tak sampai di situ, Subroto juga terpilih menjadi Presiden Konferensi OPEC periode 31 Oktober 1984-9 Desember 1985. Lalu, ia kembali mendapatkan kepercayaan menjadi sekretaris jenderal OPEC di Wina, Austria.
[Gambas:Video CNBC]
Subroto, Eks Menteri ESDM yang Pernah Jadi Dosen Soeharto
(wia)