Awas Putin Ngamuk! Zelensky Bakal Terbang ke AS Ketemu Biden
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky akan pergi ke Washington DC, Amerika Serikat (AS), untuk bertemu Presiden AS Joe Biden. Perjalanan ini akan menjadi perjalanan pertama Zelensky semenjak negaranya mendapatkan serangan Rusia.
Dua sumber Gedung Putih mengatakan keduanya akan bertemu pada Rabu (21/10/2022). Namun, kunjungan ini dapat dibatalkan berdasarkan masalah keamanan.
Kunjungan tersebut, yang belum diselesaikan dan tetap diadakan dengan ketat karena masalah keamanan, akan bertepatan dengan niat pemerintah untuk mengirim negara tersebut paket bantuan pertahanan baru yang akan mencakup sistem rudal Patriot.
Kunjungan potensialnya ke Washington ini juga dapat mencakup pidato di Kongres. Namun pihak Gedung Putih ataupun Parlemen Negeri Paman Sam tidak dapat mengonfirmasi hal ini.
"Kami belum tahu. Kami hanya tidak tahu. Tidak sampai kita tahu apakah dia bisa datang," ujar Ketua DPR AS Nancy Pelosi kepada CNN International.
Meski begitu, seorang anggota DPR mengatakan Pelosi telah menelepon anggota DPR untuk datang ke Capitol pada hari Rabu karena kekhawatiran ruangan akan kosong menjelang reses liburan. Pelosi beralasan hal ini untuk 'fokus khusus pada Demokrasi'.
Bila terjadi, kunjungan pemimpin Ukraina ke Washington akan menjadi momen penting 10 bulan sejak perang Rusia di Ukraina dimulai. Selama ini, Zelensky terus meminta dukungan internasional melalui sambungan virtual.
Pada awal perang, Zelensky tetap bersembunyi di ibu kota Kyiv, sering berpidato dari lokasi yang dirahasiakan. Baru-baru ini, iaa melakukan perjalanan ke beberapa garis depan perang, termasuk pada hari Selasa ketika ia mengunjungi kota garis depan Bakhmut, di wilayah Donetsk di Timur Ukraina.
Sementara itu, Rusia, yang sedang berperang melawan Ukraina, terus memperingatkan konsekuensi apabila AS benar-benar memberikan sistem rudal Patriot pada Kyiv. Kedutaan Rusia di Washington pekan lalu menyebut bahwa pengiriman sistem rudal Patriot akan dianggap provokatif oleh Kremlin.
Kedutaan juga mengeklaim bahwa, bahkan tanpa pengiriman sistem Patriot, AS telah terseret di pusaran perangnya dengan Ukraina. Pasalnya, AS telah memberikan bantuan persenjataan dan pelatihan militer kepada Kyiv yang membuat serangan Moskow di negara itu terhambat.
"Sebuah kampanye informasi telah diluncurkan di AS tentang kemungkinan pengiriman sistem pertahanan udara modern ke Kyiv di masa depan. Dikatakan bahwa Presiden Biden akan segera mengambil keputusan seperti itu," tulis pernyataan dari kedutaan Rusia.
"Jika ini dikonfirmasi, kami akan menyaksikan langkah provokatif lain dari pemerintah, yang dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak dapat diprediksi."
(luc/luc)