
Batu Bara buat Domestik di 2023 Melejit, RI Jauh dari Resesi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan kebutuhan batu bara dalam negeri di 2023 diperkirakan mencapai 209,8 juta ton, meningkat 27% dari perkiraan kebutuhan tahun ini yang sebesar 165,7 juta ton.
Kebutuhan batu bara untuk dalam negeri tersebut mencapai 30% dari rencana produksi batu bara pada 2023 yang sebesar 694 juta ton.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Lana Saria menyebutkan, kebutuhan batu bara untuk domestik pada 2023 tersebut terdiri dari kebutuhan batu bara untuk kelistrikan 161 juta ton dan non kelistrikan sebesar 48,8 juta ton.
Meningkatnya kebutuhan batu bara domestik ini tak ayal membuat pemerintah akhirnya memutuskan untuk menaikkan target produksi batu bara nasional tahun depan.
"Rencana produksi batu bara tahun 2023 sebesar 694 juta ton. Karena kebutuhan domestik meningkat," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (20/12/2022).
Menurutnya, Indonesia akan fokus mengamankan kebutuhan batu bara untuk dalam negeri terlebih dahulu, baru kemudian diekspor.
"Indonesia hanya mengamankan pasokan untuk kebutuhan dalam negeri dan ketika kebutuhan dalam negeri sudah aman, selebihnya dapat diekspor oleh pelaku usaha sesuai kesepakatan business to business," tuturnya.
Sementara itu, Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) menilai peningkatan produksi batu bara pada tahun depan juga dipicu oleh meningkatnya permintaan batu bara dari luar negeri, terutama China dan India.
Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengatakan, pihaknya memperkirakan permintaan batu bara dari China dan India akan meningkat meskipun di tengah resesi keuangan global.
"Di tahun 2023 kemungkinan target produksi akan sedikit lebih tinggi dari target di 2022. Asumsi, proyeksi permintaan dari Tiongkok dan India diperkirakan sedikit meningkat meskipun di tengah resesi keuangan global, karena Tiongkok sudah mulai relaksasi kebijakan strict zero Covid policy. Jadi, ekonomi mereka mulai akan lebih cepat pertumbuhannya di 2023. India juga sedang meningkatkan kapasitas kelistrikan mereka di 2023," jelasnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (20/12/2022).
Tak hanya itu, menurutnya permintaan Eropa diperkirakan juga masih tinggi pada tahun depan.
"Sejauh ini ekspor kita ke Eropa meningkat tajam dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Diperkirakan tahun ini sekitar 4-5 juta, sebelumnya rata-rata di bawah 500 ribu ton," ucapnya.
Untuk diketahui, 2023 diperkirakan akan menjadi tahun yang berat, sebab dunia diprediksi mengalami resesi.
Tekanan paling besar akan terasa dari sisi ekspor, sebab mitra dagang utama Indonesia alami perlambatan hingga resesi ekonomi. Amerika Serikat (AS), Eropa dan China adalah tiga di antaranya.
Sri Mulyani mengatakan, pemerintah akan mengoptimalkan mesin pertumbuhan lainnya, seperti konsumsi, investasi dan belanja pemerintah.
"Kita punya sumber lain yang bisa dioptimalkan," ujarnya dalam konferensi pers APBN KiTa, Selasa (20/12/2022).
Perlu diketahui, China dan India merupakan negara tujuan utama ekspor batu bara Indonesia selama ini.
Berdasarkan data Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2021, China merupakan negara tujuan ekspor batu bara terbesar Indonesia dan India menyusul di posisi kedua.
Pada 2021, ekspor batu bara Indonesia ke China tercatat mencapai 196,24 juta ton, naik dari 2020 sebesar 127,79 juta ton.
Sementara ekspor batu bara Indonesia ke India pada 2021 tercatat sebesar 72,12 juta ton, turun dari 2020 sebesar 97,51 juta ton.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Kaget, Produksi Batu Bara RI Sudah Tembus 626 Juta Ton
