Wow! Jokowi Masih Bisa Kipas-kipas Duit Batu Bara di 2023

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
20 December 2022 14:12
RI Ketiban Durian Runtuh di KTT G20 Bali, Nih Rinciannya!
Foto: Infografis/ RI Ketiban Durian Runtuh di KTT G20 Bali, Nih Rinciannya!/ Ilham Restu

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia kelihatannya masih akan bisa 'kipas-kipas' duit melalui komoditas batu bara. Di samping harga batu bara yang saat ini masih tinggi, produksi batu bara Indonesia ditargetkan akan meningkat menjadi hampir 700 juta ton atau 694 juta ton.

Mengacu pada perdagangan Senin (19/12/2022), harga batu bara kontrak Januari di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 370,75 per ton. Dengan harga dan produksi batu bara yang tinggi, devisa hasil ekspor dari batu bara akan juga ikut mengalami lonjakan.

Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Lana Saria menyebutkan bahwa produksi batu bara pada tahun 2023 direncanakan sebesar 694 juta ton. Itu artinya mengalami peningkatan signifikan dari target tahun ini yang menembus 663 juta ton.

Lana beralasan, bahwa rencana peningkatan produksi batu bara karena kebutuhan domestik akan batu bara semakin meningkat. Misalnya saja, untuk kelistrikan di tahun depan mencapai 161 juta ton dan non kelistrikan mencapai 48,8 juta ton.

"Indonesia hanya mengamankan pasokan untuk kebutuhan dalam negeri dan ketika kebutuhan dalam negeri sudah aman, selebihnya dapat diekspor oleh pelaku usaha sesuai kesepakatan business to business (B to B)," ungkap Lana kepada CNBC Indonesia, Selasa (20/11/2022).

Di waktu yang bersamaan, dalam Konfrensi Pers APBN Kita, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan harga batu bara m. Hal itu sebagai dampak dari situasi geopolitik atau perang antara Rusia dan Ukraina. Selain itu, melejitnya kebutuhan batu bara Eropa ketika dilanda musim dingin.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia juga membenarkan bahwa produksi batu bara Indonesia pada tahun 2023 akan mengalami peningkatan dibanding tahun 2022.

Alasannya, bahwa permintaan batu bara dari China dan juga India diperkirakan meningkat meskipun di tengah resesi keuangan global. "Karena China sudah mulai relaksasi kebijakan strict zero Covid Policy, jadi ekonomi mereka mulai akan lebih cepat pertumbuhannya di 2023. India juga sedang meningkatkan kapasitas kelistrikan mereka di 2023," ungkap Hendra kepada CNBC Indonesia, Selasa (20/12/2022).

Permintaan batu bara dari negara-negara Eropa sepertinya juga menjadi salah satu melejitnya produksi batu bara Indonesia. Dari catatan Kementerian ESDM, sampai akhir Desember 2022 ini permintaan batu bara Eropa diperkirakan akan mencapai 6,6 juta ton.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengusaha Sebut Batu Bara RI Cukup untuk 50 Tahun ke Depan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular