Terbaru! Defisit APBN Hanya 1,22% per Desember 2022

Anisa Sopiah, CNBC Indonesia
20 December 2022 15:04
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam  Konferensi Pers APBN KITA Desember 2022. (Tangkapan Layar Youtube KemenkeuRI)
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA Desember 2022. (Tangkapan Layar Youtube KemenkeuRI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit jelang akhir tahun. Sampai dengan 14 Desember 2022, total defisit postur APBN 2022 mencapai Rp 237,7 triliun atau 1,22% dari PDB.

Jika dihitung per 30 November, defisitnya mencapai 1,21% terhadap PDB atau Rp 236,9 triliun.

"Dengsan situasi ini sampai dengan 14 Desember dari keseimbangan primer, tetapi secara postur sudah defisit," kata Sri Mulyani.

"Defisit ini jauh lebih kecil dari yang direncanakan dari Perpres 98 dan jauh lebih kecil dibandingkan defisit tahun lalu," tegasnya.

Dari sisi pendapatan negara, sampai dengan akhir 14 Desember 2022 tercatat sebesar Rp2.337,5 triliun dari target APBN 2022 dalam Perpres 98/2022 sebesar Rp2.266,2 triliun.

Adapun penerimaan pajak per 14 Desember 2022 mencapai Rp1.634,36 triliun atau naik 41,9% dibandingkan tahun lalu Rp1.151,5 triliun. Bahkan, penerimaan pajak telah melampaui target sebesar 110,06% dari target Perpres 98. Penerimaan ini cukup tinggi didorong oleh sektor pertambangan, akibat adanya booming harga komoditas.

"Tahun lalu terjadi booming komoditas dan berlangsung terus hingga hari ini sehingga penerimaan pajak tumbuhnya tinggi sekali," katanya.

Sementara itu, penerimaan bea dan cukai mencapai Rp 293,08 triliun per 14 Desember 2022 atau 98,1% dari target Perpres 98.

"Penerimaan bea cukai ini cukup resilient," tegas Sri Mulyani.

Lebih lanjut, Penerimaan Negara Bukan Pajak mencapai Rp 551,1 triliun. Angka ini meningkat 56,6% dibandingkan dengan tahun lalu dan 114,4% dari target Perpres 98.

Setoran dari pertambangan nonmigas, batu bara, menjadi penopang setelah PNBPnya tumbuh hingga 134% hingga November 2022.

Kemudian, belanja negara tercatat sebesar Rp 2,717,6 triliun atau 87,5% dari APBN.

Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA Desember 2022. (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu RI)Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA Desember 2022. (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu RI)
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA Desember 2022. (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu RI)

Jumlah tersebut terdiri dari belanja kementerian dan lembaga (K/L) sebesar Rp954,4 triliun, belanja non K/L Rp1.013,5 triliun, transfer ke daerah sebesar Rp 749,7 triliun dan belanja pembiayaan investasi Rp 82,05 triliun hingga November 2022.

Selanjutnya, Sri Mulyani menyampaikan penerbitan SBN mengalami penurunan drastis 26,5% menjadi Rp 531,4 triliun hingga 14 Desember 2022. Di sisi pinjaman, hingga 14 Desember nilainya mencapai Rp 8,9 triliun tumbuh 192,5% dibandingkan tahun sebelumnya.

Hal ini menunjukan bahwa pengelolaan utang dilakukan dengan baik sehingga Indonesia mendapatkan outlook stable dari lembaga pemeringkat asing, termasuk Fitch.

Sri Mulyani mencatat keseimbangan primer per 14 Desember 2022 mencapai Rp 129 triliun. Kemudian, SiLPA mencapai Rp 232,2 triliun pada 14 Desember 2022

Adapun, defisit APBN mulai terjadi sejak Oktober 2022. Hal disebabkan dampak dari semakin optimalnya APBN sebagai shock absorber terhadap tekanan global dan domestik. Dari kerja keras ini, APBN berhasil melindungi ekonomi dan masyarakat dari guncangan.

Sri Mulyani memandang defisit APBN yang menurun dari 3,64% menjadi 1,22% dari PDB mengambarkan dinamika yang konsolidasi fiskal yang cepat.

"Pendapatan negara naik 36,9%, jadi defisit kita turun secara drastis," ujarnya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Staf Ahli Menkeu Akui Tantangan 2023 Lebih Berat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular