Internasional

Kacau! Jelang Libur Nataru, Ada Malapetaka Baru di Inggris

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
Sabtu, 17/12/2022 19:45 WIB
Foto: CNBC Indonesia TV

Jakarta, CNBC Indonesia - Jelang puncak musim libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), aksi mogok pekerja menambah daftar kekacauan di Inggris. Di mana, setelah diwarnai  drama politik pergantian Perdana Menteri, selama Desember 2022, hampir setiap hari dilaporkan terjadi aksi mogok pekerja di Inggris. 

Mulai dari aksi mogok perawat (pemogokan pertama mereka), petugas kesehatan, pengemudi ambulans, pekerja pos, pemeriksa mengemudi, pengemudi bus, pekerja kereta api, pekerja jalan raya, petugas bagasi, hingga Pasukan Perbatasan. Lima dari profesi ini terkait sektor perjalanan/ pariwisata.

Padahal, sejak pandemi Covid-19, CNN Internasional mencatat musim liburan akhir tahun kali ini adalah yang pertama kali tanpa aturan pembatasan apa pun. 


"Ini betul-betul masalah serius, masalah besar," kata pakar aviasi di situs travel Head for Points Rhys Jones, dikutip Sabtu (17/12/2022).

Dilaporkan, di tengah musim dingin yang membeku, pekerja untuk grup bus Abellio, yang beroperasi di seluruh London, mogok mulai 16-17 Desember dan akan melanjutkan aksinya kembali pada 24, 27, dan 31 Desember 2022.

Pekerja di sektor jalan raya akan mogok mulai 16-17 Desember, selama periode liburan Natal tersibuk 22-25 Desember, lalu berlanjut mulai 30-31 Desember 2022, dan 4-7 Januari 2023, di berbagai bagian negara. Pemogokan itu 'berisiko membuat jaringan jalan terhenti' kata serikat pekerja PCS (Public and Commercial Services Union).

Pekerja kereta api di seluruh negeri itu memulai serangkaian pemogokan pada 13 Desember. Mereka melanjutkan aksinya pada 16-17 Desember, 24-29 Desember 2022, dan 3-4 Januari serta 6-7 Januari 2023.

Pasukan Perbatasan, yang mengontrol imigrasi dan memeriksa paspor saat memasuki Inggris tak ketinggalan. Pekerja untuk departemen pemerintah ini akan mogok mulai 23-26 Desember, dan lagi mulai 28-31 Desember 2022.

"Ini benar-benar situasi yang buruk jika Anda tidak melakukan tindakan pencegahan," kata James Turner, CEO 360 Private Travel, sebuah agensi Virtuoso.

Aksi mogok kerja ini dilaporkan buntut dari pemutusan hubungan kerja yang terjadi selama Pandemi Covid-19, krisis akibat biaya hidup, inflasi tinggi di Inggris, dan pemerintah yang menolak untuk menawarkan konsesi kepada pekerja.

Suella Braverman, Menteri Dalam Negeri Inggris, memperingatkan 'gangguan serius yang tidak dapat disangkal' karena pemogokan dan mendesak siapa pun yang terbang untuk memikirkan kembali rencana perjalanan mereka selama liburan.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Inflasi Inggris Betah di Level Tinggi Pada Mei 2025