
Terbukti Harta Karun di Lumpur Lapindo, RI Bisa Jadi 'Raja'

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia bermimpi untuk bisa menjadi 'raja' baterai EV di dunia. Hal ini lantaran Indonesia disinyalir memiliki potensi tambang yang menjanjikan dalam pembuatan baterai kendaraan listrik.
Potensi yang ditemukan diantaranya nikel, mineral logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth element. Bahkan, kabar terbaru mengungkapkan Indonesia memiliki mineral kritis berupa litium dan stronsium di dalam lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur.
Adapun, litium dan Stronsium ini sedang dicari di belahan dunia. Contoh, litium adalah mineral kritis sebagai bahan baku pembuat baterai kendaraan listrik, sedangkan stronsium sebagai bahan baku industri elektronik.
Sementara untuk mineral logam tanah jarang, Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM mencatat, logam tanah jarang tersebar di beberapa daerah di Indonesia. Di antaranya adalah Provinsi Sumatra Utara sebanyak 19.917 ton.
Kemudian di Provinsi Bangka Belitung, dengan jumlah LTJ berupa monasit sebanyak 186.663 ton, lalu senotim sebanyak 20.734 ton. Adapun di Kalimantan Barat terdapat sebanyak LTJ Laterit 219 ton dan Sulawesi Tengah LTJ Laterit 443 ton.
Mengacu pada data Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), kandungan litium di lumpur Lapindo mencapai 99 - 280 PPM, sementara untuk stronsium kadarnya mencapai 255 - 650 PPM.
Untuk melengkapi bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik, harus ada kandungan Lithium di dalamnya. Saat ini pemerintah melalui Badan Geologi Kementerian ESDM sedang melakukan penelusuran terkait adanya kandungan litium dan stronsium di dalam Lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur.
"Ini terus kami update datanya karena untuk tahun 2022 masih dalam analisis di laboratorium kami," ungkap Kepala Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) Badan Geologi Kementerian ESDM, Hariyanto kepada CNBC Indonesia, dikutip Sabtu (17/12/2022).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif juga turut angkat suara perihal kandungan mineral logam tanah jarang serta mineral logam kritis berupa litium dan stronsium di dalam lumpur Lapindo.
Arifin tak menampik lumpur Lapindo mempunyai kandungan mineral berupa LTJ serta litium dan stronsium. Namun disayangkan, kandungan mineral strategis tersebut menurutnya tidak begitu besar.
"Kecil (kandungannya). Itu memang beberapa ton ada, tapi cuma segitu, gak menjamin berapa banyak kebutuhan kita kan. Jadi belum tahu, jadi siapa tahu bisa ngusahain ada yang skala kecil ekonomis," ungkap Arifin.
Meski begitu, Arifin berharap agar temuan kandungan mineral LTJ, serta litium dan stronsium dapat segera dianalisis secara lebih mendalam, sehingga bisa diketahui skala keekonomiannya.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lumpur Lapindo Simpan 'Harta Karun Langka' yang Dicari Jokowi
