
Maaf! Sri Mulyani Tak Terima RI Cuma Ditolong Durian Runtuh

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan 31 bulan berturut-turut di tengah kondisi ekonomi global yang menunjukkan penurunan akhir-akhir ini.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa hal ini terjadi bukan hanya karena Indonesia diuntungkan oleh situasi commodity boom alias durian runtuh.
"Indonesia menikmati surplus perdagangan 30 bulan berturut-turut, ini terjadi bukan hanya karena commodity boom, Indonesia menikmati commodity boom itu berkali-kali dalam sejarah Indonesia," ungkapnya dalam pembukaan kegiatan Indonesia Economic Prospects December 2022, Kamis (15/12/2022).
"Tetapi surplus perdagangan ini mengalami dukungan karena sebagian besar bahan mentahnya telah diproses dan menimbulkan nilai yang lebih tinggi untuk perdagangan kita di antaranya nikel dan sumber daya lainnya," jelas Sri Mulyani.
Commodity boom merupakan ungkapan untuk membahasakan periode kenaikan harga komoditas dalam suatu periode tertentu. Berbagai harga komoditas mulai dari minyak, gas, tambang, hingga pertanian dalam beberapa waktu terakhir mengalami kenaikan. Sebagai salah satu negara eksportir komoditas terbesar di dunia, kenaikan harga komoditas menjadi salah satu pendorong perekonomian Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak surplus untuk ke-31 kalinya. November surplus neraca perdagangan mencapai US$ 5,16 miliar. Ekspor Indonesia alami kenaikan 5,58% secara year on year (yoy) menjadi US$ 24,12 miliar.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa program hilirisasi ini digalakkan untuk menjawab permasalahan Indonesia yang terjebak dalam ekspor bahan mentah selama lebih dari 70 tahun ke belakang.
Hal tersebut menyebabkan industri Indonesia mengalami hollow middle dimana ada hulu yang kuat didukung sumber daya alam yang banyak tetapi industri hilir terutama yang ada di tengah menjadi sulit untuk ditangani.
Ia mengatakan bawah upaya pemerintah dalam menggenjot hilirisasi industri dilakukan dengan menciptakan kawasan industri. Melalui kawasan industri ini pemerintah mendorong pertumbuhan sektor manufaktur dengan membangun banyak lahan kompleks industri dan memberikan berbagai insentif pajak di sana.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Mulai Kena Dampak Gawatnya Dunia, Sri Mulyani Was-was!