Transisi Energi Paksa Pertamina Ubah Bisnis Besar-besaran!
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) semakin serius dalam mencapai target netral karbon atau Net Zero Emissions (NZE) pada 2060. Hal tersebut dapat tercermin dari meningkatnya total belanja modal (capital expenditure) perusahaan untuk bisnis energi hijau.
Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Emma Sri Martini mengatakan, perusahaan menargetkan dari sisi kontribusi pendapatan akan bergeser, tidak lagi sepenuhnya dari bisnis energi fosil. Kontribusi dari pendapatan energi fosil diperkirakan akan menurun sebagian dan beralih ke bisnis energi bersih.
"Dari affirmative capex, tetap fossil fuel business masih cukup dominan, tapi terlihat green business capex meningkat dari 10% menjadi 14,5 %," ungkap Emma dalam acara Konvensi Humas Indonesia, Kamis (15/12/2022).
Adapun untuk mencapai target NZE pada 2060 atau lebih cepat, perusahaan setidaknya telah menyiapkan dua strategi. Strategi pertama yakni proses dekarbonisasi dari operasi bisnis dan dekarbonisasi model operasi.
"Melalui banyak caranya, energi efisiensi, green power generation dan macam-macam," kata dia.
Di samping itu, lanjutnya, Pertamina juga mulai memperkuat bisnis masa depan. Misalnya, melalui pengembangan B30 yakni campuran antara biodiesel 30% dan 70% BBM jenis Solar, bisa menjadi B40 dan selanjutnya.
"Kalau sudah mengenal, nanti B40 kemudian POME (Palm Oil Methyl Ester) itu yang sedang kita galakkan di kilang-kilang kita," kata dia.
Strategi berikutnya yakni Pertamina akan fokus mengembangkan energi bersih melalui Pertamina New & Renewable Energy, atau disingkat Pertamina NRE yang berfokus pada energi terbarukan. Perusahaan juga akan menerapkan teknologi Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS) untuk mereduksi emisi di lapangan migas.
Tak ketinggalan, perusahaan juga akan berfokus pada bisnis ekosistem kendaraan listrik. Mengingat sektor ini memiliki ceruk pasar yang cukup bagus. Perusahaan juga akan mengembangkan energi masa depan seperti green hydrogen yang dapat digunakan untuk sektor transportasi.
"Kalau dilihat, target kita kalau tidak dilakukan intervensi secara afirmatif pengurangannya gak terlalu signifikan, tapi kalau pakai NZE ini di address dengan kolaborasi maka akan lebih signifikan lagi reduksi karbon," kata Emma.
(wia)