Target 1 Juta Barel Minyak RI Ternyata Bergantung pada EOR

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Kamis, 15/12/2022 16:55 WIB
Foto: Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus menggenjot produksi minyak dan gas bumi (migas) di dalam negeri. Salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan melakukan pengurasan migas tahap lanjut atau dikenal dengan Enhanced Oil Recovery (EOR).

Seperti diketahui, Indonesia berambisi untuk memproduksi minyak sampai dengan 1 juta barel per hari (bph) pada 2030 mendatang.

Direktur Jenderal (Dirjen) Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengungkapkan bahwa target tersebut hanya akan bisa tercapai dengan bantuan EOR.


"Tidak mungkin target 1 juta barel itu tercapai tanpa adanya EOR. Bapak Ibu sekalian, saya merasa sebagai pasukan khusus untuk mensukseskan target tersebut melalui EOR. Saya bangga sekali Bapak Ibu sekalian disini sebagai agen-agen yang akan mengusungkan EOR," ungkapnya pada acara Festival EOR di Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi Lemigas, Jakarta, Kamis (15/12/2022).

Selain EOR, menurutnya target pemerintah dalam mencapai 1 juta bph juga dilakukan dengan melakukan eksplorasi, sehingga juga bisa berkontribusi meningkatkan produksi migas dalam negeri.

"Ada dua hal agar produksi nasional bisa naik lagi adalah Enhanced Oil Recovery dan eksplorasi penemuan baru, sehingga penemuan bisa naik," ucapnya.

Tutuka menyebutkan bahwa dengan EOR, maka produsen migas bisa mengoptimasi sumur tua di Indonesia. Dia mengungkapkan bahwa sebagian besar sumur yang ada di Indonesia sudah memasuki masa uzur. Untuk itu, Tutuka menyebutkan bahwa EOR dapat menahan penurunan laju alamiah produksi minyak.

"Lapangan kita secara nasional sudah uzur, sudah sangat tua, mature. Jadi EOR adalah masanya, yang harus dilakukan kita akan optimasi produksi hanya akan menahan decline produksi," ujarnya.

Lebih lanjut, Tutuka menjelaskan bahwa teknik EOR dilakukan dengan menginjeksi cadangan migas yang mengendap. Oleh karena itu cadangan bisa bertambah sehingga dapat memperpanjang masa produksi migas.

"Jadi, EOR bukan ke penaikan produksi saja, tapi ke cadangan. Jadi kalau produksi dinaikkan dengan pompa kan bisa naik. Tapi kalau pompa dinaikkan cadangannya tetap, cadangan misalkan 100 diproduksikan 5 tahun atau 10 tahun bisa. Kalau 5 tahun cepat tinggi produksinya, kalau 10 tahun biasanya rendah, bisa lama," tandasnya usai acara.

Dia menambahkan, untuk implementasi EOR di Indonesia sudah dilakukan pada lapangan migas Gemah yang berada di WK Jabung di Tanjung Jabung Timur, Jambi. Jenis yang diimplementasikan adalah untuk variasi injeksi CO2.

"Di Gemah sudah dilaksanakan (EOR CO2), ini sudah ada perbaikan cara praktiknya, jadi injeksi kan nggak mudah ya," ucapnya.

Berdasarkan data SKK Migas, realisasi produksi minyak terangkut (lifting) hingga 30 September 2022 baru mencapai 610,1 ribu barel per hari (bph) atau baru mencapai 86,8% dari target tahun ini 703 ribu bph. Sedangkan untuk gas mencapai 5.353 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 92,3% dari target 5.800 MMSCFD.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Duh! Lifting Migas RI Semester I-2025 Tak Capai Target