Jokowi Benar Krisis Energi Ngeri, Negara Maju Ini Korbannya

suhendra, CNBC Indonesia
Kamis, 15/12/2022 17:05 WIB
Foto: Jokowi Tinjau Rumah Tahan Gempa di Cianjur (Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam berbagai kesempatan baik di forum nasional maupun internasional, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkali-kali menggaungkan soal risiko bahaya krisis energi yang terjadi di dunia. Ini akibat perang Rusia dan Ukraina.

Perang menimbulkan risiko krisis energi, karena Rusia dan Ukraina tersebut merupakan produsen energi dunia, khususnya Rusia.

Wanti-wanti yang disampaikan Jokowi tampaknya sudah menjadi kenyataan. Bahkan negara maju sudah menjadi korban dari keganasan krisis energi. Salah satu negara tersebut adalah Jerman.


Dilansir dari Reuters, (15/12/2023), kondisi anggaran pemerintah Jerman disebut sudah 'berdarah-darah'. Negara tersebut telah mengeluarkan hampir setengah triliun dolar AS, untuk mengatasi krisis energi yang terjadi dalam 9 bulan terakhir akibat perang yang terjadi sejak awal tahun ini.

Uang tersebut adalah angka kumulatif yang dikeluarkan pemerintah Jerman untuk menyelamatkan negaranya dari meroketnya harga energi akibat perang. Seperti diketahui, Jerman ketergantungan pasokan gas dari Rusia. Pasokan gas dari Rusia ke Jerman terhambar perang.

"Seberapa parah krisis akan terjadi dan berapa lama, itu sangat tergantung pada bagaimana perkembangan krisis energi terjadi. Ekonomi nasional sedang menghadapi kehilangan kesejahteraan yang besar," ujar Michael Groemling dari German Economic Institute.

Secara persis, angka yang dikeluarkan oleh pemerintah Jerman untuk mengatasi krisis energi telah mencapai 440 miliar euro (US$ 465 miliar) atau sekitar Rp 7.000 triliun. Luar biasa!

Angka yang luar biasa besar tersebut digelontorkan utamanya untuk menghindari ekonomi dari pemadaman listrik, serta mengamankan sumber-sumber energi baru yang bisa menggantikan gas.

Dari angka tersebut, berarti pemerintah Jerman telah mengeluarkan 1,5 miliar euro atau sekitar Rp 23 triliun per hari, sejak perang Rusia dan Ukraina terjadi pada 24 Februari 2022. Bila dihitung lagi, berarti pemerintah Jerman telah mengeluarkan 5.400 euro atau sekitar Rp 84 miliar untuk tiap kepala di Jerman.

Kondisi ini bisa makin parah, karena Jerman harus mengamankan pasokan energi menghadapi musim dingin yang tengah terjadi. Ini merupakan kondisi pertama kali dalam setengah abad terakhir, Jerman tidak mendapatkan pasokan gas dari Rusia.

"Ekonomi Jerman saat ini dalam kondisi yang sangat kritis, karena tak ada kepastian pasokan energi untuk ke depan. Di mana ekonomi Jerman saat ini? Kalau melihat kondisi inflasi, berada di kondisi yang bahaya," ujar Periset dari Kiel Institute, Stefan Kooths.

Pemerintah Jerman saat ini tengah mencari jalan untuk mendapatkan energi alternatif, guna mengamankan listrik di negaranya. Bila harga energi makin mahal, maka ekonomi bakal makin menderita.

Industri kimia di negara ini paling terhantam dari tingginya harga energi. Produksi diprediksi turun 8,5% di tahun ini.


(wed/wed)
Saksikan video di bawah ini:

Video: 68% Orang RI Tergolong Miskin -Jerman Hapus Hari Libur Nasional