
Menilik Nasib Mobil Listrik Bekas G20, Bakal Hilang Gitu Aja?

Berdasarkan catatan CNBC Indonesia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif juga ikut buka suara atas kendaraan listrik yang dipakai dalam perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 di Bali beberapa waktu lalu.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menjelaskan bahwa mobil listrik pada gelaran G20 dijadikan salah satu ajang promosi beberapa pabrikan otomotif seperti Hyundai, Wuling, Toyota, hingga Tesla. Terutama untuk proses uji coba kehandalan di jalanan. Jadi intinya win-win solution baik bagi pemerintah maupun bagi pihak swasta yang bekerjasama.
Beberapa waktu lalu, dari pihak pemerintah juga sudah menjelaskan bahwa kendaraan listrik yang digunakan selama KTT G20 berstatus pinjam pakai. Khusus mobil tamu VVIP, para delegasi dan panitia ada sekitar 800 unit lebih.
Ternyata kedaraan-kendaraan tersebut nantinya akan dikembalikan ke masing-masing Agen Pemegang Merek (APM) yang meminjamkan unitnya untuk KTT G20. Perkara deretan kendaraan listrik ini akan diapakan selanjutnya bergantung pada mereka yang menyediakan.
Saat ini pemerintah juga tengah menyiapkan berbagai infrastruktur pendukung seperti stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). Mengingat beberapa negara juga telah mendorong pemanfaatan electric vehicle (EV) dan menyiapkan paket insentif bagi masyarakat yang ingin beralih ke kendaraan listrik.
Namun kembali lagi, mobil-mobil listrik bekas pakai gelaran G20 ternyata sudah dikembalikan ke masing-masing agen pemegang merek (APM). Setidaknya ada beberapa merek yang meminjamkan mobilnya untuk gelaran ini, mulai dari Hyundai, Toyota, hingga Wuling.
Salah satu mobil dari Hyundai adalah Ioniq 5. Mobil ini digunakan untuk pejabat setingkat Menteri atau di bawah Presiden. Kini, mobil ini masuk ke dalam daftar jual.
Lalu berapa harganya?
Mengutip dari catatan CNBC Indonesia, ternyata harganya tidak berubah Harga Ioniq 5 Signature Long Range di banderol dengan nilai Rp 859 Juta. Keuntungan dari mobil ini sudah ready stock, artinya konsumen tidak perlu menunggu inden mobil ini yang mencapai 15 bulan, tergantung jenis dan warnanya.
Namun, Hyundai juga sudah menjelaskan kepada konsumen bahwa mobil ini merupakan bekas dari KTT G20. Jika konsumen tidak masalah, maka bisa mendapatkan unitnya secara langsung.
Total 262 unit Ioniq 5 sudah dikirim ke masing-masing dealer, kalau untuk waktu pengiriman ke konsumen tergantung dari kebijakan masing-masing dealernya.
Selain mobil ini, Hyundai juga mengirimkan 131 unit sedan listrik Genesis G80, yang mana 44 unit di antaranya adalah Genesis G80 Long Wheelbase Model. Untuk unit Genesis G80 ini masih didatangkan secara utuh dari Korea Selatan.
Menakar Seberapa Tepat Mobil Eks G20 Diperjual Belikan
Penggunaan mobil-mobil listrik pada gelaran G20 tentu menjadi sorotan, sebab pada saat itu Nusa Dua, Bali sebagai area G20 menyita banyak mata karena dipenuhi mobil mewah listrik bebas emisi.
Tentunya ini sebuah hal yang positif di masyarakat. Sebab, masyarakat tentu melihat begitu seriusnya pemerintah Indonesia dalam mewujudkan ini di hadapan mata pemimpin dunia. Tak sedikit harapan bahwa mobil-mobil listrik tersebut bisa terus mengaspal di Bali sebagai wujud percontohan penerapan green economy.
Kendati demikian, kembali lagi, karena status mobil listrik tersebut adalah pinjam pakai. Pemerintah saat itu melakukan kerjasama dengan Astra bukan jual beli. Jika ingin berlanjut mengaspal di Bali tentunya pemerintah mesti mengeluarkan biaya yang begitu besar.
Di tambah lagi siapa yang akan mengemudikan mobil tersebut? Bagaimana pengelolaannya? Ini tentunya menjadi PR tersendiri bagi pemerintah jika status mobil-mobil tersebut merupakan jual beli.
Namun, bukan berarti keseriusan pemerintah untuk menggerakkan penggunaan kendaraan listrik pudar. Bahkan saat ini kabarnya pemerintah tengah menggodok pemberian insentif berupa subsidi, untuk pembelian kendaraan listrik. Sehingga harga kendaraan listrik yang saat ini masih cukup mahal di pasaran bisa ditekan.
Ini diharapkan hal ini bisa mendongkrak populasi kendaraan listrik di dalam negeri. Meskipun pembahasan masih berlanjut, namun diharapkan dapat terbit pada 2023 mendatang. Subsidi ini tentunya sangat memungkinkan untuk direalisasikan, terutama di tengah kebijakan pemerintah yang banyak memberikan subsidi untuk bahan bakar minyak (BBM).
Selain sisi pemerintah, masyarakat tak perlu khawatir dan bisa melihat nyata keseriusan pihak-pihak swasta dalam implementasi penggunaan mobil listrik.
Seperti diketahui, PT PLN (Persero) berkolaborasi dengan 14 produsen kendaraan listrik dan Grab Indonesia untuk mendukung transisi energi bersih dengan memasifkan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia.
Pada 2023 mendatang Grab akan mendorong agar ada lebih banyak kota yang memiliki kendaraan listrik, bekerjasama dengan PLN, Pertamina dan sejumlah pihak lain agar memiliki pengisian baterai.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aum/aum)