CNBC Indonesia Research

Menilik Nasib Mobil Listrik Bekas G20, Bakal Hilang Gitu Aja?

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
15 December 2022 14:25
Wuling Air ev
Foto: dok Wuling Air ev

Jakarta, CNBC Indonesia - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 telah sukses digelar di Bali pada 15-16 November 2022. Sebagai tuan rumah, Indonesia telah memperlihatkan keseriusannya dengan menghadirkan sarana transportasi bebas emisi.

Berdasarkan catatan Riset CNBC Indonesia, Tercatat lebih dari 1.500 unit kendaraan ramah lingkungan dioperasikan selama KTT G20, mulai dari bus hingga mobil para tamu VVIP. Jumlah ini terbilang besar.

PT Toyota Astra Motor pastinya turut berkontribusi beroperasinya proyek EV Smart Mobility di Nusa Dua. Tujuannya mewujudkan netralitas karbon selama KTT G20 Bali, dimana penggunaan kendaraan listrik untuk mobilitas kepala negara, delegasi-delegasi, serta media massa yang akan hadir dalam acara internasional tersebut.

Jenis mobil listrik yang disiapkan pun berbeda-beda. Berikut daftarnya.

Toyota bZ4X

Toyota bZ4X menjadi salah satu mobil listrik yang digunakan untuk operasional delegasi KTT G20. Mobil ini dikenal memiliki kapasitas baterai 74 kWh mampu menempuh 375 kilometer dengan waktu pengisian penuh hingga 12 jam, sedangkan jika diisi dengan fitur fast charging hanya memerlukan waktu 40 menit untuk mencapai 80 persen. Adapun, Toyota bZ4X ini mempunyai daya baterai 150 kW dengan torsi 265 nm dan mampu mencapai kecepatan tertinggi hingga 160 kilometer per jam.

Lexus UX 300e

Lexus UX 300e juga turut menjadi official car partner di KTT G20Untuk spesifikasi Lexus UX-300e, mobil ini menggunakan motor listrik berkapasitas 54,3 kWh yang dapat menghasilkan tenaga 201 dk dan torsi puncak 300 Nm. Mobil listrik ini menggunakan baterai jenis Lithium-ion, yang bisa bertahan untuk menempuh jarak 300 km (WLTP) dengan sekali pengisian daya listrik.

Hyundai Genesis Electrified G80

Selama di Bali, para kepala negara ini disediakan kendaraan mewah berupa sedan Hyundai Genesis Electrified G80. Spesifikasi Genesis G80 berbekal baterai lithium-ion berkapasitas 87,2 kWh, mobil ini memiliki 2 motor listrik yang diletakkan di bagian depan dan belakang. Sehingga, mobil ini memiliki sistem penggerak semua roda alias e-AWD. Mobil ini memiliki tenaga sekitar 370 Ps dan memiliki total torsi 700 Nm, sedangkan edisi spesial untuk kepala negara akan memiliki ukuran lebih panjang yang khusus diproduksi untuk mendukung G20.

Hyundai Ioniq 5

Hyundai Ioniq 5 berhasil menjadi salah satu mobil listrik yang turut mengaspal di tanah Bali saat gelaran G20 lalu. Seri mobil listrik populer Ioniq 5 memiliki kapasitas baterai 58 kWh dan daya beterai sebesar 195 kW. Mobil ini memiliki jarak tempuh sejauh 384 km bila baterai mobil sedang terisi penuh. Ioniq 5 membutuhkan waktu 5 jam untuk pengisian daya hingga 100 persen menggunakan fasilitas wall charger atau AC Charger.

Wuling Air ev

Sudah tak asing lagi, Wuling Air ev juga turut berkontribusi atas gelaran G20. Dari segi performa dan kapasitas baterai, Wuling Air ev mengusung motor listrik berdaya maksimal 30 kW. Tenaga yang dihasilkan tersebut dihantarkan melalui transmisi Single Reduction Gear ke roda belakang.

Wuling menggunakan baterai lithium ferro-phosphate (LFP) berkapasitas 17,3 kWh untuk tipe Standard Range dengan jarak tempuh hingga 200 kilometer dan 26,7 kWh untuk tipe Long Range dapat mencakup jarak tempuh hingga 300 kilometer saat terisi penuh.

Dari banyaknya mobil-mobil listrik esk G20 tersebut, muncul pertanyaan kemana mobil ini akan mengaspal pasca G20 selesai?

Baca Halaman Selanjutnya >>> Ternyata, Status Mobil Listrik Esk G20 Pinjam Pakai

Berdasarkan catatan CNBC Indonesia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif juga ikut buka suara atas kendaraan listrik yang dipakai dalam perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 di Bali beberapa waktu lalu.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menjelaskan bahwa mobil listrik pada gelaran G20 dijadikan salah satu ajang promosi beberapa pabrikan otomotif seperti Hyundai, Wuling, Toyota, hingga Tesla. Terutama untuk proses uji coba kehandalan di jalanan. Jadi intinya win-win solution baik bagi pemerintah maupun bagi pihak swasta yang bekerjasama.

Beberapa waktu lalu, dari pihak pemerintah juga sudah menjelaskan bahwa kendaraan listrik yang digunakan selama KTT G20 berstatus pinjam pakai. Khusus mobil tamu VVIP, para delegasi dan panitia ada sekitar 800 unit lebih.

Ternyata kedaraan-kendaraan tersebut nantinya akan dikembalikan ke masing-masing Agen Pemegang Merek (APM) yang meminjamkan unitnya untuk KTT G20. Perkara deretan kendaraan listrik ini akan diapakan selanjutnya bergantung pada mereka yang menyediakan.

Saat ini pemerintah juga tengah menyiapkan berbagai infrastruktur pendukung seperti stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). Mengingat beberapa negara juga telah mendorong pemanfaatan electric vehicle (EV) dan menyiapkan paket insentif bagi masyarakat yang ingin beralih ke kendaraan listrik. 

Namun kembali lagi, mobil-mobil listrik bekas pakai gelaran G20 ternyata sudah dikembalikan ke masing-masing agen pemegang merek (APM). Setidaknya ada beberapa merek yang meminjamkan mobilnya untuk gelaran ini, mulai dari Hyundai, Toyota, hingga Wuling.

Salah satu mobil dari Hyundai adalah Ioniq 5. Mobil ini digunakan untuk pejabat setingkat Menteri atau di bawah Presiden. Kini, mobil ini masuk ke dalam daftar jual.

Lalu berapa harganya?

Mengutip dari catatan CNBC Indonesia, ternyata harganya tidak berubah Harga Ioniq 5 Signature Long Range di banderol dengan nilai Rp 859 Juta. Keuntungan dari mobil ini sudah ready stock, artinya konsumen tidak perlu menunggu inden mobil ini yang mencapai 15 bulan, tergantung jenis dan warnanya.

Namun, Hyundai juga sudah menjelaskan kepada konsumen bahwa mobil ini merupakan bekas dari KTT G20. Jika konsumen tidak masalah, maka bisa mendapatkan unitnya secara langsung. 

Total 262 unit Ioniq 5 sudah dikirim ke masing-masing dealer, kalau untuk waktu pengiriman ke konsumen tergantung dari kebijakan masing-masing dealernya.

Selain mobil ini, Hyundai juga mengirimkan 131 unit sedan listrik Genesis G80, yang mana 44 unit di antaranya adalah Genesis G80 Long Wheelbase Model. Untuk unit Genesis G80 ini masih didatangkan secara utuh dari Korea Selatan.

Menakar Seberapa Tepat Mobil Eks G20 Diperjual Belikan

Penggunaan mobil-mobil listrik pada gelaran G20 tentu menjadi sorotan, sebab pada saat itu Nusa Dua, Bali sebagai area G20 menyita banyak mata karena dipenuhi mobil mewah listrik bebas emisi.

Tentunya ini sebuah hal yang positif di masyarakat. Sebab, masyarakat tentu melihat begitu seriusnya pemerintah Indonesia dalam mewujudkan ini di hadapan mata pemimpin dunia. Tak sedikit harapan bahwa mobil-mobil listrik tersebut bisa terus mengaspal di Bali sebagai wujud percontohan penerapan green economy.

Kendati demikian, kembali lagi, karena status mobil listrik tersebut adalah pinjam pakai. Pemerintah saat itu melakukan kerjasama dengan Astra bukan jual beli. Jika ingin berlanjut mengaspal di Bali tentunya pemerintah mesti mengeluarkan biaya yang begitu besar.

Di tambah lagi siapa yang akan mengemudikan mobil tersebut? Bagaimana pengelolaannya? Ini tentunya menjadi PR tersendiri bagi pemerintah jika status mobil-mobil tersebut merupakan jual beli.

Namun, bukan berarti keseriusan pemerintah untuk menggerakkan penggunaan kendaraan listrik pudar. Bahkan saat ini kabarnya pemerintah tengah menggodok pemberian insentif berupa subsidi, untuk pembelian kendaraan listrik. Sehingga harga kendaraan listrik yang saat ini masih cukup mahal di pasaran bisa ditekan.

Ini  diharapkan hal ini bisa mendongkrak populasi kendaraan listrik di dalam negeri. Meskipun pembahasan masih berlanjut, namun diharapkan dapat terbit pada 2023 mendatang. Subsidi ini tentunya sangat memungkinkan untuk direalisasikan, terutama di tengah kebijakan pemerintah yang banyak memberikan subsidi untuk bahan bakar minyak (BBM).

Selain sisi pemerintah, masyarakat tak perlu khawatir dan bisa melihat nyata keseriusan pihak-pihak swasta dalam implementasi penggunaan mobil listrik.

Seperti diketahui, PT PLN (Persero) berkolaborasi dengan 14 produsen kendaraan listrik dan Grab Indonesia untuk mendukung transisi energi bersih dengan memasifkan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia.

Pada 2023 mendatang Grab akan mendorong agar ada lebih banyak kota yang memiliki kendaraan listrik, bekerjasama dengan PLN, Pertamina dan sejumlah pihak lain agar memiliki pengisian baterai.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular