Airlangga 'Pede' RI Bisa Selamat dari Badai yang Sempurna
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah meyakini badai yang sempurna atau the perfect storm masih menjadi ancaman yang harus dihadapi Indonesia saat menutup tahun 2022 serta memasuki 2023.
Namun, Indonesia dianggap oleh banyak lembaga internasional memiliki peluang besar selamat dari ancaman kekacauan perekonomian global itu dengan terjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5%.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, the perfect storm yang akan menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia itu diantaranya lonjakan inflasi yang tinggi, pengetatan likuiditas dan suku bunga yang tinggi, stagflasi, gejolak geopolitik, climate change, serta krisis yang terjadi pada sektor energi, pangan, dan finansial saat dampak Pandemi Covid-19 juga belum berakhir.
"Di tengah kondisi ketidakpastian dan eskalasi berbagai dampak the perfect storm pada perekonomian global, perekonomian Indonesia justru mampu menunjukkan resiliensi dengan capaian impresif di berbagai leading indicator," kata Airlangga melalui keterangan tertulis, Jumat (9/12/2022).
Menurut Airlangga, ketahanan perekonomian Indonesia dari ancaman gejolak perekonomian global ini diawali dari kemampuan pemerintah menangani Pandemi Covid-19 beserta dampaknya sejak muncul pada 2020 lalu. Strategi penanganan yang digunakan pemerintah dinamakannya people first policy yang tercermin dalam Program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN).
Dengan terkendalinya pagebluk, ekonomi Indonesia katanya terbukti mampu bertahan dengan pertumbuhan hingga kuartal III - 2022 di level 5,72% year on year (yoy) dan hingga akhir 2022 menurut Airlangga bisa bertengger di level 5,2% yoy. Ditopang konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,39% yoy, serta investasi 4,69% yoy.
"Mereka, negara-negara besar, sudah melihat bahwa ekonomi terbesar di dunia ini yang masih positif atau istilah dari Kristalina itu adalah the bright spot in dark adalah Indonesia dan ASEAN," ucapnya.
"Dengan demikian, alternatif investasinya, melihat Indonesia stabil secara politik dan ini stabil untuk regulasi, rule of law dari investment. Jadi ini kesempatan bagi Indonesia berada di dalam panggung dunia," tutur Airlangga.
Dia memperkirakan, prospek positif pertumbuhan ekonomi ini masih akan terus berlanjut pada 2023. Ekonomi nasional menurutnya akan tumbuh sebesar 5,3% (yoy) dan sejalan dengan skenario sejumlah lembaga internasional yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 berada pada kisaran 4,7%-5,1%.
Dari sisi inflasi, Airlangga menilai, sejauh ini juga masih terkendali meskipun terdapat kenaikan harga BBM pada September lalu. Tergambar dengan tingkat inflasi Oktober 2022 yang di posisi 5,71% yoy, lalu menurun menjadi 5,42% yoy pada November 2022 meski masih di atas rentang sasaran inflasi 3,0±1%.
Dibanding negara lain, ia menekankan, tingkat inflasi Indonesia itu terbilang masih lebih baik karena negara-negara lain sudah banyak yang sudah bergerak di level dobel digit, seperti Argentina (88%), Turki (85,5%), United Kingdom (11,1%), dan Uni Eropa (10%).
"Artinya dengan tantangan yang sama, Indonesia bisa mengelola lebih baik angka-angka tersebut, walaupun di Indonesia kenaikan harga energi dibeli oleh Pemerintah. Yang di past through ke publik itu terbatas," ujar Airlangga.
Kinerja neraca perdagangan Indonesia kata Airlangga juga masih terus bertahan di level surplus selama 30 bulan berturut-turut walaupun dibayangi dengan potensi penurunan harga komoditas dan pelemahan permintaan global akibat tingginya inflasi tadi. Data surplus neraca perdagangan terakhir pada Oktober 2022 sebesar US$ 5,67 miliar.
Diiringi dengan Purchasing Managers' Index (PMI)sektor manufaktur yang terjaga di level ekspansif, yaitu di posisi 50,3. Selain itu, tingkat pengangguran menurutnya juga terus turun dari posisi Agustus 2021 sebesar 6,49% menjadi 5,86% pada Agustus 2022.
"Kinerja sektor manufaktur yang terus ekspansif perlu diapresiasi. Pemerintah juga akan terus bekerja keras menciptakan iklim usaha yang kondusif sehingga performa positif ini dapat terus ditingkatkan," kata Menko Airlangga.
(haa/haa)