RI Suntik Mati PLTU, Inggris Nyalakan Batu Bara Buat Apa?

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
09 December 2022 12:25
Tambang terbuka Banks Group Shotton di Northumberland, Britain,
Foto: REUTERS/Barbara Lewis

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia tengah berusaha mengurangi emisi karbon demi menekan dampak perubahan iklim dan kenaikan suhu. Indonesia dalam aksinya turut berkontribusi untuk mengurangi emisi karbon dengan menyuntik mati Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batu bara.

Namun nyatanya kondisi kini seolah-olah bertolak belakang. Salah satu negara maju, Inggris yang suka mengampanyekan agar dunia meninggalkan batu bara, kini justru akan mengoperasikan kembali tambang batu bara.

Pemerintah konservatif Inggris mengizinkan tambang batu bara West Cumbria Mining beroperasi di dekat Whitehaven, pantai barat laut Inggris. Tambang tersebut akan menjadi yang pertama dibuka di Inggris dalam 30 tahun terakhir.

Lalu, sebenarnya apa maksud dan tujuan Inggris dalam mengaktifkan kembali tambang batu baranya?

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengungkapkan rencana Inggris untuk mengaktifkan kembali tambang batu baranya memang sudah direncanakan mulai 2020. Namun, perizinan operasi tambang batu bara untuk baru dikeluarkan sekarang. Adapun batu bara yang diproduksi ini nantinya akan ditujukan untuk bahan bakar pabrik baja.

"Di mereka itu setahu saya prosesnya sudah disetujui dari pemerintah lokalnya tahun 2020. Tapi terus ditunda pembahasannya karena ada COP 26, perizinannya baru sekarang diizinkan," ucapnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (9/12/2022).

Namun begitu, Fabby menilai pertambangan batu bara untuk produksi baja di Inggris ini sangat bergantung pada permintaan dari perusahaan pembuat besi baja. Fabby mengungkapkan bahwa total produksi batu bara tersebut bisa mencapai 3 juta ton per tahun dan menghasilkan emisi karbon sebanyak 400 ribu ton per tahun.

"Tapi harus diingat bahwa karena dia hanya penggunaan untuk baja dan bukan untuk pembangkit listrik, maka demand atau produksinya akan sangat bergantung pada permintaan dari perusahaan pembuat besi baja yang ada di Inggris dan Eropa katanya. Itu kalau nggak salah produksinya 3 juta ton per tahun dan bisa menghasilkan emisi 400 ribu ton per tahun," paparnya.

Dengan begitu, Fabby menambahkan, walaupun izin yang diberikan untuk tambang batu bara ini selama 30 tahun, tapi belum tentu akan terus ada permintaan dari perusahaan pembuat baja. Fabby menilai permintaannya akan bertahan selama kurang dari 10 tahun.

"Jadi, menurut saya tidak terlalu mengkhawatirkan, karena kalaupun dia dibuka, belum tentu nanti, ini kan dia berlaku sampai 30 tahun izinnya, walaupun dibuka belum tentu permintaannya akan lebih dari 10 tahun," tandasnya.

Sebagai informasi, pemerintah konservatif Inggris akhirnya mengizinkan tambang batu bara West Cumbria Mining beroperasi. Tambang batu bara tersebut akan beroperasi hingga 2049.

Inggris bersikukuh jika tambang batu bara tersebut akan mendatangkan manfaat. Inggris menegaskan jika produksi tambang tersebut akan lebih ditujukan untuk kepentingan industri baja bukan sumber energi pembangkit.

Tambang tersebut akan mengekstrak batu bara kokas di bawah Iris Sea. Hasil ekstraksi akan digunakan untuk produksi baja di Inggris dan Eropa. Inggris juga memperkirakan tambang tersebut akan menciptakan 500 tenaga kerja.

Tambang batu bara di Inggris pernah berjaya dan bahkan menghidupkan revolusi industri. Tambang batu bara di Inggris seluruhnya sudah ditutup pada 2015 sebagai komitmen mengurangi emisi.

Di lain sisi, Pemerintah Indonesia bahkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021 - 2030 sudah tidak lagi memasuki PLTU batu bara yang baru. Penggunaan energi batu bara ke pembangkit listrik terus digencet sampai mencapai netral karbon di tahun 2060 atau lebih cepat.

Tak hanya itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sendiri sudah memiliki list 33 PLTU batu bara yang akan disuntik mati atau early retirement/ pensiun dini.

"Kalau di list ESDM sudah ada 33. Tapi itu bukan berarti 33-nya itu dipensiunkan sekarang ya, kita hitung dulu ya, nanti kita pilih yang mana, PLN dan Kementerian ESDM punya pilihan. ADB juga sedang lakukan kajian sekarang, dia akan FS (Feasibility Study)," ungkap Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana saat ditemui di JCC, Jakarta, Rabu (23/11/2022).


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PLTU Dipensiunkan, Ratusan Ribu Pekerja Terancam Nganggur

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular