Perintah Jokowi, Anak Buah Siap 'Jualan' IKN di Jerman
Jakarta, CNBC Indonesia - Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi salah satu objek yang bakal dipamerkan dalam ajang Hannover Messe 2023. Harapannya, investor tertarik bergabung untuk menanamkan modalnya di mega proyek ini.
Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memberi pesan khusus agar bisa menggaet investor.
"Ini kesempatan atau event yang bagus, Presiden mendorong event ini untuk dimanfaatkan betul, jadi sangat bagus menampilkan konsep, sampai gimana attract investor untuk bekerja sama di IKN ini," kata Sekretaris Menko Perekonomian Susiwijono Moegiarso dalam konferensi pers Hannover Messe 2023, Selasa (6/12/2022).
Di booth yang akan dibangun nanti, Indonesia bakal menampilkan beragam daya tarik tentang IKN, mulai dari konsep, kemudian teknologi smart capital city dengan teknologi terbaru. Upaya menggaet investor di IKN bakal menjadi salah satu target utama dalam membawa oleh-oleh ke Indonesia.
Apalagi, modal APBN untuk membiaya RI sebagai partner country Hannover Messe 2023 tidaklah sedikit.
"Anggaran diketok dapat penganggaran Rp 140 miliar. Keseluruhan untuk official program mulai dari penyiapan nasional paviliun, penyiapan booth exhibitor. Kami biayai seluruh boothnya jadi exhibitor tinggal bawa barangnya disana. Anggaran ini disiapkan untuk business summit, termasuk seluruh logistik," kata Dirjen Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional Eko S.A Cahyanto.
"Return targetnya minimal 100 kali lipat kontrak atau komitmen. Saya belum bisa beri angka karena belum ditandatangani, tapi target 100 kali lipat. Kata Pak Sesmenko (Susiwijono) kurang, karena ini investasi untuk menjaring ikan besar, umpan juga besar, effort besar. Yang kita harapkan ngga hanya dari Jerman tapi seluruh dunia," lanjut Eko.
Selain mencoba untuk menggaet investor di IKN, total minimal ada 150 exhibitor dari Indonesia, mulai dari sektor industri, BUMN, kawasan industri, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), termasuk beberapa lembaga pemerintah serta lembaga pendidikan industri.
"Harus ada output. Tahun lalu misal startup dapat dari kontak bisnis dan beberapa lanjut ke kontrak bisnis, kemudian beberapa industri Jerman kerja sama misalnya dengan YPTI bangun pabrik baru di Jogja untuk komponen pesawat terbang lokasi dekat Prambanan, itu sebagai kawasan banyak startup berbasis teknologi," pungkas Eko.
(dce)