Dunia Terancam Resesi, Bahlil Waspada Investasi 2023 Seret

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Selasa, 06/12/2022 16:15 WIB
Foto: Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahaladia dalam acara Indonesia Net Zero Summit 2022 : Decarbonization at All Cost. (Tangkapan Layar via Youtube Kadin Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mewaspadai seretnya investasi pada tahun 2023. Hal ini imbas dari ancaman resesi pada tahun depan yang diprediksi bisa menurunkan ekonomi global menjadi 2,7%

Direktur Bidang Perencanaan dan Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indra Darmawan mengungkapkan bahwa proyeksi ekonomi dunia akan menurun sesuai dengan laporan IMF dan Bank Dunia. "Jadi memang dari proyeksi yang dipaparkan oleh IMF dan Bank Dunia itu memang proyeksi ekonomi global itu akan menurun, dari 3,2% menjadi 2,7%".

"Itu artinya dunia akan mengalami perlambatan dan ini akan berdampak kepada melambatnya ekonomi dunia, yang kemudian berdampak pada menurunnya permintaan dari dunia," ujarnya saat ditemui usai acara US-Indonesia Investment Summit 2022 di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Senin (6/12/2022).


Oleh karena itu, Indra mewanti-wanti investasi yang akan melambat di tahun 2023. Dia mengungkapkan perlambatan investasi akan terlihat mulai kuartal II tahun 2023. Hal tersebut diikuti dengan dampak yang akan timbul.

"Tentu investasi akan mengalami perlambatan dan ini harus kita waspadai, terutama pada saat kuartal II tahun depan, itu baru akan sangat terlihat, masih akan terlalu dini kalau saat ini kita melihatnya. Baru akan sangat terlihat pada kuartal II tahun depan, bagaimana dampaknya," ungkapnya.

Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa investasi asing ke Indonesia mulai banyak terjadi di luar wilayah Jawa. Bahkan, mayoritas investasi yang masuk kini di wilayah Sumatera, Kalimantan, hingga Sulawesi.

Kementerian investasi mencatat kini investasi asing telah tersebar di Palu, Maluku Utara, dan Riau. "Jawa Barat perlahan mulai menurun (jumlah investasinya). Ini tidak ada urusannya dengan politik. Ini kecenderungan orang melakukan investasi di luar wilayah Jawa," ungkap Bahlil dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi Tahun 2022, Rabu (30/11/2022).

Dalam kesempatan itu, dia juga menyampaikan bahwasanya berbagai negara sudah melakukan investasi di Indonesia sejak 2019-2022. Antara lain Singapura, China, Hongkong, Eropa, dan Amerika Serikat. "Ini semua terjadi karena arahan presiden untuk tidak boleh memperlakukan satu negara tertentu diberikan karpet merah. Tapi semuanya diberikan karpet merah selama mereka mengikut aturan Undang-Undang," tegas Bahlil.

Dia mengharapkan investor asing semakin banyak yang menggandeng pengusaha lokal atau UMKM. Artinya tidak ada investor asing yang tidak melakukan kolaborasi dengan pelaku usaha lokal.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: RI Butuh Investasi Rp 735 Triliun Untuk Mencapai Ekonomi 8%