Dulu Dicuekin, Kini RI Incar Negara-negara Banyak Duit Ini

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
06 December 2022 15:55
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat kontainer di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (4/3/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat kontainer di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (4/3/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengungkapkan rencana pemerintah saat ini adalah mengincar pasar-pasar baru untuk mendongkrak ekspor RI. Menurutnya, selama ini pasar nontradisional ini diabaikan oleh pemerintah padahal bisa dimanfaatkan untuk menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sebagaimana diketahui, pasar ekspor tradisional RI, Eropa dan Amerika Serikat sedang mengalami perlambatan, bahkan resesi. 

Karena itu, ujar Zulhas, Kementerian Perdagangan (Kemendag) sedang melakukan misi dagang ke negara-negara yang sebelumnya sempat diabaikan oleh Indonesia, yaitu Asia Selatan, Asia Tengah, Timur Tengah, Eropa Timur, Afrika, dan bahkan Amerika Latin.

"Pasar tradisional kita yang sekarang ini melambat (Eropa dan AS), bahkan resesi. Oleh karena itu kita harus cari pasar-pasar yang baru, non-tradiosnal," kata Zulkifli Hasan di Squawk Box CNBC Indonesia, Selasa (6/12/2022).

"Nah oleh karenanya, Kemendag kita melakukan misi dagang, ada pasar baru yang kita abai, misalnya Asia Selatan, dimotori oleh India itu penduduk tertinggi di dunia. Ditambah Bangladesh punya uang, tambah Pakistan juga punya uang. Asia selatan saja 1,5 miliar orang," lanjutnya.

Zulhas mengungkapkan, sebelumnya dia pernah melaksanakan misi dagang di India, dan berhasil mengantongi kontrak sebesar US$ 3,2 miliar hanya dengan satu hari dagang. Ia juga mengatakan, Indonesia juga sudah menerima banyak sekali pesanan mobil dan motor dari Bangladesh.

"Kemudian Timur Tengah, itu ada 500 juta orang, uangnya banyak, karena harga minyaknya mereka tinggi," kata Zulhas.

Zulhas juga menyampaikan rencananya untuk masuk ke pasar Afrika. Sebab, menurut dia, daya beli masyarakat dan jumlah penduduk di Afrika terbilang sangat besar, 1 miliar orang.

"Belum pasar yang sangat besar itu Afrika, Afrika itu 1 miliar orang, punya uang, punya daya beli mereka. Ini yang kurang perhatian dari kita," ucapnya.

Sementara itu, Zulhas mengakui, selama ini ekspor Indonesia masih sangat sulit untuk tembus ke pasar Tiongkok, Thailand, dan Vietnam.

"Yang selama ini, pasar-pasar seperti negara Tiongkok, Thailand, Vietnam kita lemah di sini," ungkapnya.

Tidak ada pilihan lain, lanjut dia, selain Indonesia harus menggarap pasar-pasar yang non-tradisional untuk meningkatkan ekspor Indonesia, dalam menopang pertumbuhan ekonomi RI.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi Seret, Zulhas Lapor ke Jokowi Mau 'Serbu' Afrika

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular