5 Jurus Jitu BUMN Percepat Transisi Energi RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong badan usaha untuk mempercepat transisi energi di Tanah Air.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Pahala Nugraha Mansury mengatakan, pihaknya menyiapkan lima strategi untuk mempercepat transisi energi ini.
Dia menyebutkan langkah pertama yang akan dilakukan adalah dengan mengembangkan Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
Pahala mengungkapkan pengembangan EBT tidak hanya dilakukan terkait kelistrikan, namun juga dilakukan pada sektor lain seperti biomassa dan biofuel.
"Pertama-tama tentunya adalah terkait pengembangan energi baru dan terbarukan itu sendiri. Pengembangan energi baru terbarukan itu bukan hanya terkait kelistrikan, tapi juga ke sektor lain, misal pengembangan geothermal (panas bumi), kedua biomassa, kemudian juga biofuel," ungkapnya pada program acara Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (5/12/2022).
Langkah selanjutnya yang akan dilakukan yaitu percepatan masa pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara.
Pahala mengakui bahwa investor baru untuk membangun PLTU cukup tinggi. Namun yang menjadi permasalahan, menurut Pahala, adalah bagaimana mendapatkan blended financing atau pendanaan campuran, khususnya utang pada akselerasi percepatan pemensiunan PLTU batu bara tersebut.
"Yang kedua adalah bagaimana kita melakukan percepatan ataupun akselerasi dari masa pensiun dini dari beberapa pembangkit berbasiskan batu bara. Ini dalam diskusi G20 banyak dibicarakan, kita juga memiliki rencana untuk melakukan hal tersebut. Di tahun 2022 sendiri kita sudah melakukan inisiatif seperti market sounding," tuturnya.
Adapun langkah selanjutnya dengan percepatan ekosistem kendaraan listrik (Electric Vehicle/ EV) di Indonesia. Pahala menyebutkan, percepatan EV dapat dilakukan dengan pengembangan baterai, pengembangan kendaraan, maupun dengan pengembangan infrastruktur demi mendorong ekosistem EV di dalam negeri.
"Ketiga adalah percepatan dari ekosistem EV atau electric vehicle itu sendiri, baik pengembangan batu baterainya ataupun pengembangan mobil itu sendiri, serta infrastruktur untuk mendorong ekosistem EV ke depannya," katanya.
Kemudian strategi selanjutnya, Pahala menyebutkan, percepatan transisi energi dapat dilakukan dengan mengembangkan carbon market atau pasar karbon. Berikutnya, dengan melakukan nature dissolution, mengingat Indonesia kaya akan alam untuk mengembangkan nature dissolution.
"Keempat bagaimana kita mengembangkan carbon market. Serta kelima bagaimana kita melakukan nature dissolution ataupun juga Indonesia memiliki jumlah hutan juga kekayaan dari diversitas kekayaan alam kita cukup tinggi. Ini bisa menjadi sumber pengembangan nature dissolution untuk bisa menghasilkan carbon offset credit ke depan," tandasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan optimismenya bahwa Indonesia bisa menjadi "raja" baterai kendaraan listrik.
Presiden Jokowi mengatakan, Indonesia memiliki kekuatan untuk membangun ekosistem pabrik baterai kendaraan listrik terintegrasi. Pasalnya, Indonesia memiliki sumber daya bahan baku pembuat baterai hingga kendaraan listrik itu sendiri, antara lain nikel, tembaga, bauksit, hingga timah.
Hal ini diungkapkan Presiden saat membuka Rapat Pimpinan Nasional Kamar Dagang dan Industri Indonesia 2022, Jumat (02/12/2022).
Ini diungkapkan Jokowi saat bercerita adanya tiga delegasi besar internasional yang mendatanginya dan menanyakan soal rencana transisi energi dan transformasi digital. Salah satu yang ditanyai delegasi tersebut yaitu perihal program baterai kendaraan listrik.
"Juga tanya mengenai program EV battery kita. Ini kekuatan yang harus kita sadari. Sehingga beberapa kali saya sampaikan yang kita bangun ini ekosistem besar, bukan proyek kecil kecil. Oh ini ada proyek di Morowali, di Batang, yang ingin kita bangun sebuah ekosistem besar sebagai contoh ekosistem EV battery untuk mobil listrik maupun untuk sepeda motor listrik," tuturnya saat membuka Rapimnas Kadin 2022, Jumat (02/12/2022).
(wia)