
Wamen BUMN Bongkar Lonjakan Pendapatan Pertamina, PLN - PTBA

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengungkapkan lonjakan pendapatan pada BUMN di sektor energi, mulai dari PT Pertamina (Persero), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), hingga PT PLN (Persero) hingga Oktober 2022.
Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury mengatakan, lonjakan pendapatan BUMN sektor energi pada tahun ini tak lain karena lonjakan harga komoditas energi, seperti minyak, gas bumi, hingga batu bara, sejak awal tahun.
"Jadi kalau kita lihat memang harga energi awal tahun ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Beberapa BUMN atau anak usaha BUMN yang bergerak di bidang energi kita lihat di tahun 2022 kinerjanya dibandingkan 2021 lalu, tentu dari sisi pendapatan mengalami peningkatan yang cukup signifikan," tuturnya dalam program Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (05/12/2022).
Dia menyebut, pendapatan PLN hingga Oktober 2022 ini melonjak 21% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/ yoy). Dia mengatakan, lonjakan pendapatan PLN juga dipicu karena meningkatnya permintaan listrik, baik rumah tangga maupun industri, dibandingkan tahun lalu.
Lonjakan permintaan listrik menurutnya terutama pada sektor industri dan usaha/bisnis. Pasalnya, tahun-tahun sebelumnya saat pandemi Covid-19 menghantam, permintaan di sektor industri atau usaha ini relatif sama atau bahkan lebih rendah dari sektor rumah tangga.
"Di 2022 ini kita lihat permintaannya jauh di atas sektor rumah tangga, bisa mencapai di atas 11% itu pada bulan Agustus lalu. Memang kita lihat September dan Oktober mengalami sedikit penurunan," tuturnya.
Begitu juga dengan Pertamina. Dia menyebut, pendapatan Pertamina bahkan melonjak 59% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Begitu juga bagi Pertamina yang melakukan produksi dan juga distribusi untuk BBM, itu juga mengalami peningkatan luar biasa, pendapatan meningkat sampai dengan 59% dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya," ucapnya.
Tak ketinggalan PTBA, menurutnya juga mengalami lonjakan kinerja dipicu oleh lonjakan harga batu bara.
"Kemudian, untuk PTBA salah satu emiten di pasar modal yang juga mengalami peningkatan kinerja yang signifikan," ujarnya.
"Kita lihat memang pengaruh jangka pendeknya, khususnya peningkatan harga, memang mengalami peningkatan yang cukup tinggi," ucapnya.
Dengan adanya energi transisi energi ini, menurutnya perusahaan-perusahaan yang bisnisnya berbasis karbon ini harus memiliki strategi jangka panjang untuk mengubah bisnisnya secara bertahap ke energi yang lebih bersih.
"Ini yang memang secara bertahap kita harus memiliki strategi jangka panjang bagaimana untuk memiliki sumber-sumber energi yang lebih memiliki emisi yang lebih rendah," pungkasnya.
Seperti diketahui, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan lonjakan pendapatan dan laba bersih sepanjang sembilan bulan pertama 2022 di tengah peningkatan harga batu bara.
PTBA membukukan pendapatan Rp 31,07 triliun per kuartal III 2022, seperti dikutip dari laporan keuangannya. Nilai itu melonjak 60,31% year on year (yoy) dari sebelumnya Rp 19,38 triliun per kuartal III 2021.
PTBA pun meraih laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 10 triliun hingga kuartal III 2022. Laba bersih tersebut melonjak 109,75% yoy dari sebelumnya Rp 4,76 triliun.
Sementara itu, PT PLN (Persero) mencatatkan kentungan bersih sebesar Rp 15,93 triliun selama Januari hingga September 2022. Capaian laba bersih ini melonjak 29% dibandingkan periode yang sama pada 2021 lalu yang tercatat sebesar Rp 12,39 triliun.
Capaian ini merupakan laba periode tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk, berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian PT PLN (Persero) hingga 30 September 2022 yang Tidak Diaudit (Unaudited).
Melonjaknya laba bersih ini seiring dengan kenaikan pendapatan perusahaan yang mencapai Rp 325,12 triliun hingga kuartal III 2022. Angka tersebut mengalami kenaikan 20,47% dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 269,87 triliun.
Adapun untuk kinerja keuangan Pertamina pada 2022 ini belum dipublikasikan. Namun sebagai informasi, pada 2021 PT Pertamina (Persero) dalam laporan keuangannya mencatat adanya kenaikan laba bersih sebesar US$ 2,05 miliar atau mencapai Rp 29,3 triliun atau naik sebesar 95% dibandingkan laba tahun 2020 yang mencapai US$ 1,05 miliar atau sekitar Rp 15 triliun.
Selain laba, pendapatan Pertamina di tahun 2021 juga melonjak signifikan atau naik 39% menjadi US$ 57,51 miliar dibandingkan dengan pendapatan tahun 2020 yang mencapai US$ 41,47 miliar.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap-Siap Cuan BUMN di 2023 Takkan Seindah Tahun Ini
