
Dolar Lagi Menggila ke Rp15.730, Efeknya Sampai Lebaran 2023

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga daging sapi diprediksi akan terus mengalami kenaikan sampai dengan Lebaran tahun 2023. Sebagai efek domino pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) saat ini. Di mana, pada Rabu (30/11/2022), dolar terpantau ditutup di Rp15.730.
Padahal, awal September 2022 masih di Rp14.880 per dolar AS, lalu menanjak ke Rp15.300 per dolar AS di 3 Oktober 2022. Dan terus berfluktuasi cenderung menguat terus hingga ke posisi saat ini.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) Suhandri menuturkan, penguatan kurs dolar AS sangat mempengaruhi harga daging sapi, apalagi daging sapi impor. Sebab, harga beli sapi otomatis menjadi lebih mahal dengan adanya kenaikan kurs dolar AS.
Pasalnya, hingga saat ini, Indonesia tak hanya mengimpor daging sapi, tapi juga sapi bakalan. Sapi-sapi bakalan impor ini kemudian menjadi sumber pasokan daging sapi potong di dalam negeri.
Mengutip paparan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Nasrulah saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR pad 15 November 2022, rencana impor setara daging sapi hingga akhir tahun adalah 382.214 ton. Dengan prognosa kebutuhan tahun ini setara daging 720.131 ton dan produksi 437.322 ton setara daging.
Sapi-sapi bakalan impor tersebut kemudian digemukkan oleh feedlotter (perusahaan penggemukan sapi) selama sekitar 120 hari atau 4 bulan. Sebelum kemudian dilepas dan dijual ke pasar.
"Karenanya harganya otomatis kita beli sapi dari sana lebih mahal. Artinya, untuk sapi yang dibeli saat ini akan memengaruhi (harga daging) di bulan April atau Mei (tahun 2023). Harganya akan mahal, karena harganya tinggi pada saat dibeli saat ini (bulan November atau Desember)," kata Suhandri kepada CNBC Indonesia, Rabu (30/11/2022).
"Untuk saat ini tidak ada yang signifikan. Tapi 4 bulan ke depan, bertepatan Idulfitri, akan naik. Karena 2 faktor, harga beli sapi saat ini naik karena dolar menguat dan faktor Hari Raya. Peternak lokal sengaja menahan penjualan biar harganya bisa naik di Hari Raya," lanjutnya.
Cenderung Turun
Sementara itu, Suhandri menambahkan, harga daging sapi di pasar saat ini sebenarnya cenderung turun. Artinya, penguatan dolar saat ini tidak berpengaruh terhadap gejolak harga daging sapi di dalam negeri saat ini.
"Kalau harga Rp170-180 ribu itu jenis apa dulu? Kalau data pantauan kami itu di sekitar Rp130-135 ribu per kg. Kalau Rp170-180 ribu mungkin jenis dagingnya lain, daging has. Kalau kenaikan harga tidak ada. Karena sapi ex-impor sekarang itu sudah dibeli dengan harga dolar 4 bulan lalu. Dan kalau sapi lokal juga masih di posisi Rp55-56 ribu per kg bobot hidup," kata Suhandri.
Informasi Pangan Jakarta mencatat, harga daging sapi di Jakarta mencapai Rp170.000 per kg untuk harga tertinggi jenis sapi has, dengan rata-rata Rp146.333 per kg.
Sedangkan untuk sapi murni (semur) harga tertinggi mencapai Rp160 ribu per kg, dengan rata-rata di Rp141.489 per kg.
Untuk harga rata-rata nasional, Panel Harga Badan Pangan Nasional mencatat harga daging sapi murni di Rp133.990 per kg
Harga-harga tersebut adalah harga pada hari Rabu (30/11/2022), data dikutip Kamis (1/12/2022 pukul 00.55 WIB).
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Langka! Di Daerah Ini Harga Daging Sapi Cuma Rp 75.000/Kg