Pengusaha Terigu RI Pontang-panting Gegara Rusia-Ukraina
Jakarta, CNBC Indonesia - Hampir setahun sejak perang Ukraina-Rusia pecah dan memicu gejolak perekonomian global. Salah satu efek yang timbul akibat perang ini dan dirasakan pengusaha di Indonesia adalah kesulitan pengiriman kargo.
"Kapal dan asuransi pada enggan, sulit mendapatkan kapal yang mau. Ada tapi biayanya, lebih tinggi," kata Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Terigu Indonesia (Aptindo) Ratna Sari Loppies kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (30/11/2022).
Karena itu, lanjut dia, impor gandum dari Ukraina terus merosot dan sumber impor dialihkan ke negara lain.
Seperti diketahui, Ukraina dan Rusia merupakan negara sumber pasokan gandum Indonesia. Kedua negara ini juga termasuk produsen utama gandum dunia.
Impor gandum dari Ukraina pada periode Januari-Juli 2021 mencapai US$91,4 juta. Sementara di periode yang sama di tahun ini hanya sebesar US$2 juta.
Di saat bersamaan, impor gandum dari India melesat sepanjang Januari-Juli 2022. Tercatat, total impor sebesar US$213,1 juta atau naik signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni US$36,6 juta.
Ratna mengungkapkan alasan lain pindah mencari sumber gandum selain Ukraina.
"Risikonya tinggi kan. Source juga kan banyak dari negara lain," sebut Ratna.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, share impor biji gandum dan meslin dari Ukraina sepanjang Januari-Juli 2022 mencapai 4,9%, namun di Januari-Juli kini sharenya hanya 0,1% terhadap keseluruhan impor biji gandum dan meslin.
(dce)