
PM Malaysia Anwar Ibrahim Atur Skema Subsidi, Bakal Mirip RI?

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri (PM) baru Malaysia, Anwar Ibrahim, mengatakan negaranya sedang meninjau program subsidi pemerintah yang bertujuan untuk mengarahkan uang ke kelompok berpenghasilan rendah.
Sesaat setelah menjabat sebagai PM, Anwar memprioritaskan isu kenaikan biaya hidup pada saat pertumbuhan ekonomi negara melambat. Menurutnya, instansi pemerintah memiliki waktu dua minggu untuk meninjau implikasi dari penyempitan subsidi.
Malaysia menawarkan subsidi kepada semua warga negara, di mana bahan bakar dan minyak goreng merupakan pengeluaran terbesar. Negara juga menyubsidi listrik, gula, dan tepung.
"Subsidi harus tepat sasaran, jika tidak, subsidi tersebut tidak hanya dinikmati oleh kelompok berpenghasilan rendah tetapi juga orang kaya," kata Anwar, dikutip dari Reuters, Senin (28/11/2022).
Anwar juga mengatakan insentif lain akan dipertimbangkan untuk industri yang tidak lagi mendapat manfaat dari subsidi.
Ia melanjutkan sikap pemerintahan sebelumnya, yang bulan lalu mengusulkan anggaran yang lebih kecil, pemotongan subsidi karena kenaikan biaya komoditas dan dampak yang ditimbulkannya pada kas pemerintah. Malaysia diperkirakan menghabiskan rekor 77,7 miliar ringgit atau sekitar Rp 272 triliun untuk subsidi tahun ini.
Anwar mengatakan akan membahas penunjukan kabinet dengan mitra koalisinya dalam beberapa hari ke depan.
Pria berusia 75 tahun itu dilantik pada Kamis lalu. Investor menyambut baik penunjukannya, berharap Anwar akan membawa stabilitas setelah ketidakpastian politik Malaysia.
Fokusnya adalah pada arah kebijakan pemerintah baru dan penunjukan kabinet. Anwar mengatakan pada Jumat bahwa dia akan memiliki kabinet yang lebih kecil daripada pemerintahan sebelumnya.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Media Malaysia Sebut Anwar Ibrahim Resmi Jadi PM Baru