
Duh! Kepala Daerah Parkir Uang Pemda di Bank, Total Rp278 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, hingga Oktober 2022, pemerintah daerah (pemda) masih memarkirkan kas di daerahnya sebesar Rp 278,73 triliun.
Dari data yang disampaikan Sri Mulyani, dana pemda yang terparkir di bank tersebut merupakan jumlah dengan rekor tertinggi sejak 2019.
"Dana pemda di perbankan, kita lihat terjadi kenaikan signifikan," jelas Sri Mulyani dalam konferensi pers APBNKita edisi Oktober, Jumat (24/11/2022).
Oleh karena itu, Sri Mulyani berharap agar di sisa akhir tahun 2022, pemda bisa ikut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, dengan membelanjakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
"APBD dengan dana Rp 278,73 triliun di perbankan bisa menjadi faktor mendorong pemulihan ekonomi lebih kuat, terutama pada kuartal terakhir ini," kata Sri Mulyani lagi.
Dana pemda di perbankan yang sebesar Rp 278,73 triliun tersebut naik 24,5% dibandingkan jumlah dana di perbankan pada September 2022, dan tumbuh 22,94% jika dibandingkan dengan Oktober 2021.
Adapun penyebab besarnya dana pemda mengendap di perbankan, dikarenakan serapan belanja pemda yang belum optimal.
Masih tingginya saldo dana pemda di perbankan ini juga disebabkan oleh tingginya penyaluran transfer ke daerah (TKD) pada Oktober 2022.
Kontribusi penyaluran TKD tertinggi pada bulan itu terdiri dari penyaluran dana bagi hasil atau DBH (termasuk KB DBH) sebesar Rp 50,7 triliun, dana alokasi khusus atau DAK Fisik (batas salur tahap II di bulan Oktober) sebesar Rp 13,8 triliun dan DAK Non Fisik sebesar Rp20,3 triliun.
Beberapa pemerintah daerah dengan dana mengendap di bank paling banyak adalah Jawa Timur, diikuti Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta dan Kalimantan Timur.
"Beberapa daerah yang masih sama secara total, Jatim jumlah dari dana yang ada di perbankan adalah yang paling tinggi dan dari sisi level Jabar, Jateng, DKI, dan kemudian Kalimantan Timur," jelas Sri Mulyani.
"Bukan hanya provinsi, kabupaten, kota menunjukkan jumlah dana besar di perbankan, yang mungkin melihat lebih teliti apakah temporary atau permanen," kata Sri Mulyani lagi.
Adapun realisasi belanja APBD mengalami pertumbuhan. Di mana realisasi belanja APBD hingga Oktober telah terealisasi sebesar Rp 732,89 triliun dari pagu belanja setahun penuh sebesar Rp 1.196,83 triliun atau sudah terserap 61,2%.
(cap/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penampakan Barang Ilegal Rp 49 M yang Disikat Sri Mulyani Cs