Internasional

AS Sebut Aksi Negara NATO Ini Ancam Keselamatan Pasukannya

News - luc, CNBC Indonesia
24 November 2022 14:50
Serangan udara yang diluncurkan oleh Turki telah menghantam beberapa kota di Suriah utara, termasuk Kota Kobane pada Sabtu malam (19/11) waktu setempat. (AP/Baderkhan Ahmad) Foto: Serangan udara yang diluncurkan oleh Turki telah menghantam beberapa kota di Suriah utara, termasuk Kota Kobane pada Sabtu malam (19/11) waktu setempat. (AP/Baderkhan Ahmad)

Jakarta, CNBC Indonesia - Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) menyatakan meningkatnya ketegangan di Suriah, Irak, dan Turki bisa mengancam misi Negeri Paman Sam bersama koalisi global dalam memerangi ISIS.

Dalam keterangan resmi Pentagon, Tindakan Turki, salah satu anggota NATO, yang melancarkan serangan udara baru-baru ini di Suriah bahkan secara langsung mengancam keselamatan personel AS.

"Selain itu, tindakan militer yang tidak terkoordinasi mengancam kedaulatan Irak," kata Departemen Pertanahan AS, dikutip Kamis (24/11/2022).

AS pun mendesak deeskalasi segera untuk mempertahankan fokus pada misi mengalahkan ISIS dan memastikan keselamatan dan keamanan personel di lapangan.

Pentagon juga mengutuk hilangnya nyawa warga sipil yang terjadi di Turki dan Suriah sebagai akibat dari tindakan ini dan menyampaikan belasungkawa.

"Kami menyadari masalah keamanan yang sah dari Turkiye [nama resmi Turki]. Kami akan menyetujui terus berdiskusi dengan Turkiye dan mitra lokal kami untuk mempertahankan pengaturan gencatan senjata."

Adapun, lebih dari 900 tentara AS tetap berada di Suriah, tujuh tahun setelah mantan Presiden Barack Obama pertama kali menyetujui pengerahan yang di bawah Donald Trump secara terbuka berubah menjadi operasi untuk "mengamankan ladang minyak". Pasukan AS ditempatkan di samping milisi Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didominasi Kurdi, yang telah lama menjadi mitra utama Washington di lapangan.

Di sisi lain, permusuhan antara Turki dan kelompok bersenjata Kurdi telah berlangsung selama beberapa dekade, dengan serangan kekerasan berkala yang meletus sejak tahun 1970-an. Ankara menyalahkan faksi Kurdi atas serangan bom 13 November di Istanbul, yang merenggut nyawa enam orang dan melukai 81 lainnya.

Sejak Minggu, Ankara telah melakukan serangkaian serangan udara dan artileri terhadap sasaran yang terkait dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan YPG, yang dianggap sebagai organisasi teroris.

Turki mengeklaim telah melenyapkan sebanyak 254 militan dan memukul 471 target "teroris" di Suriah dan Irak.

Presiden Recep Tayyip Erdogan memperingatkan pada Rabu bahwa serangan udara itu "hanya permulaan" dan negara itu akan segera melancarkan serangan darat ke daerah-daerah yang dikuasai Kurdi. Namun, Erdogan meyakinkan pemerintah Irak dan Suriah bahwa operasi Ankara bukanlah tantangan terhadap kedaulatan atau integritas teritorial mereka, dan menekankan bahwa tujuan operasi tersebut adalah untuk melindungi keamanan Turki.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Tiba-tiba Erdogan Mengancam NATO, Ada Apa?


(luc/luc)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading