Ramalan Terbaru Soal Ekonomi Dunia Bikin Ngeri, Simak!

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia telah kehilangan momentum pertumbuhan. Dikutip dari laporan Economic Outlook November 2022 oleh Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi OECD, Kamis (24/11/2022) pertumbuhan ekonomi dunia kuartal 4 tahun ini diproyeksikan hanya tumbuh sebesar 2% (year on year/yoy).
Sedangkan secara tahunan, di tahun 2022 ini, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) global diproyeksikan hanya sebesar 3,1%. Angka ini turun sekitar setengah dari tahun sebelumnya yang mencapai sebesar 5,9%. Bahkan di tahun depan, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan akan semakin melambat menjadi 2,2%, angka ini jauh dari prediksi sebelum terjadinya perang.
Lebih lanjut, di tahun 2024, pertumbuhan global diproyeksikan sebesar 2,7%. Kenaikan ini dibantu oleh langkah awal pelonggaran suku bunga kebijakan di beberapa negara.
Lantas bagaimana proyeksi pertumbuhan ekonomi negara G20 ke depan?
Pertumbuhan negara G20 di tahun 2022 diproyeksikan hanya sebesar 3,0%. Tahun depannya, angka semakin turun menyentuh angka 2,2%. Namun, OECD memproyeksi angka ini naik merangkak ke 2,7% di tahun 2024.
Saat ini, negara G20 juga sedang menghadapi tekanan inflasi yang tinggi. Di kuartal 4 tahun ini, kenaikan inflasi diprediksi sebesar 8,0%. Sedangkan secara tahunan, di tahun 2022, inflasi negara G20 diperkirakan mencapai 8,1%. Namun, angka ini diprediksi akan turun menjadi 6,0% di tahun 2023 dan semakin turun menjadi 5,4% di tahun 2024.
Menurunnya pertumbuhan ekonomi global akhir-akhir ini bahkan hingga tahun depan merupakan dampak dari belum pulih sepenuhnya perekonomian dari pandemi COVID-19 kemudian lanjut dihantam oleh krisis ekonomi akibat perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan kenaikkan harga berbagai kebutuhan dasar di banyak negara.
Meskipun terjadi peningkatan pertumbuhan global pada kuartal ketiga akibat dari pulihnya China dan Amerika Serikat, ternyata hal ini tidak membantu secara signifikan. Pada faktanya, pertumbuhan pendapatan riil tetap lemah sehingga menahan pengeluaran konsumen. Kondisi ini diperparah dengan kenaikan harga energi yang mengakibatkan perlambatan tajam di banyak negara, khususnya di Eropa.
[Gambas:Video CNBC]
Negara yang Diramal Lolos Badai Resesi, Ini Tanda-tandanya!
(mij/mij)