Menteri Airlangga Ramal Industri Otomotif Punya Prospek Cerah

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
21 November 2022 19:09
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
Foto: dok Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto

Jakarta, CNBC Indonesia- Perekonomian nasional berhasil mencatat pertumbuhan di tengah berbagai tantangan yang ada saat ini. Pada kuartal III-2022, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,72% secara yoy.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pertumbuhan ekonomi yang impresif tersebut salah satunya ditopang oleh sektor industri pengolahan non migas. Di mana industri ini mampu tumbuh sebesar 4,88% (yoy) dengan kontribusi sebesar 16,10% terhadap PDB.

Sementara itu, kata dia, pertumbuhan sektor otomotif sendiri berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Adapun industri alat angkutan merupakan salah sektor yang tergabung dalam industri pengolahan non migas, dan sektor ini tumbuh cukup signifikan sejak kuartal II-2021 lalu sehingga mampu meneruskan tren pemulihan sampai tumbuh mencapai 10,26% pada kuartal III-2022.

Kemudian dari sisi produksi, utilisasi industri kendaraan bermotor pada Oktober 2022 lalu mencatatkan capaian sebesar 69,20% atau meningkat lebih tinggi dibandingkan selama pandemi yang rata-rata hanya sebesar 40%.

Ke depannya, sektor industri diharapkan mampu untuk terus tumbuh dan tercermin dari Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang kembali mengalami ekspansi ke level 51,8 pada Oktober 2022 atau meneruskan tren ekspansif 14 bulan berturut-turut.

"Indonesia adalah pasar kendaraan bermotor terbesar di ASEAN. Akan tetapi, Car Ratio R4 di Indonesia masih relatif rendah, yaitu sebesar 99 mobil per 1.000 penduduk, menandakan industri otomotif masih berpotensi besar untuk tumbuh di masa depan," ujar dia dalam keterangan tertulis, Senin (21/11/2022).

Berdasarkan data Gaikindo, pada Oktober 2022 secara wholesales dari pabrik ke dealer mobil baru tercatat sebanyak 93,19 ribu unit atau tumbuh 23,37% (yoy) jika dibandingkan Oktober 2021. Sementara itu, potensi permintaan electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik di dunia diperkirakan juga akan terus meningkat dan mencapai sekitar 55 juta unit EV hingga 2040.

Airlangga mengungkapkan, untuk menangkap peluang tersebut sekaligus mendukung agenda Conference of Parties tentang Perubahan Iklim (COP21), Indonesia menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBL BB)/BEV untuk Transportasi Jalan.

"Berbagai regulasi turunan dari Perpres tersebut juga telah diterbitkan dalam rangka mempercepat pengembangan ekosistem KBL-BB di Indonesia. Semoga langkah produksi mobil dengan teknologi elektrifikasi ini dapat memberikan manfaat bagi ketahanan ekonomi serta mendukung komitmen Net Zero Emission," jelas dia.

Selain itu, kata dia, Toyota Group sudah menyiapkan lahan untuk pengembangan mobil listrik. Ditambah lagi, investasi sebesar US$2 miliar atau sekitar Rp28,3 triliun akan disiapkan untuk lima tahun ke depan.

Kemudian, Toyota Group juga menyiapkan xEV Center "The First Electrification Learning Center" sebagai advokasi publik untuk elektrifikasi. Fasilitas ini akan ditingkatkan sebagai capability center guna mempersiapkan SDM dan keahlian masa depan Indonesia menuju era elektrifikasi yang sejalan dengan kebijakan Pemerintah.

"Kami mengucapkan selamat kepada PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia atas produksi perdana kendaraan elektrifikasi lokal Indonesia untuk dunia, yakni kendaraan Toyota Kijang. Semoga ini turut mendorong terciptanya ekosistem EV secara berkelanjutan. Saya juga berharap nanti mobil jenis lain, baik SUV atau MPV, bisa menggunakan teknologi EV," tutup Airlangga.

Sebagai informasi, Airlangga menghadiri "The First Production of Local Electrified Vehicle: From Indonesia to the World" yang digelar TMMIN di Karawang.

Turut hadir dalam acara ini, antara lain Menteri Perindustrian, Sekretaris Kemenko Perekonomian, Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin, CEO of Asia Region for TMC and President of TMAP, Presiden Direktur TMMIN, dan Wakil Presiden Direktur TAM.


(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Airlangga Hartarto Disebut Mampu Jaga Ekonomi RI Tetap Kuat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular