Internasional

Alert! China Umumkan Kematian Covid-19 Pertama dalam 6 Bulan

News - Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
21 November 2022 07:00
A woman gets her routine COVID-19 throat swab at a coronavirus testing site setup along a pedestrian walkway in Beijing, Thursday, Nov. 3, 2022. The ruling Communist Party is enforcing a Foto: (AP/Andy Wong)

Jakarta, CNBC Indonesia - China pada Minggu menemukan kematian baru pertamanya akibat Covid-19 dalam hampir setengah tahun pada Minggu (20/11/2022). Hal ini terjadi tatkala langkah-langkah baru yang ketat diberlakukan di Beijing dan di seluruh negeri untuk menangkal gelombang infeksi terbaru.

Kematian pria Beijing berusia 87 tahun adalah yang pertama dilaporkan oleh Komisi Kesehatan Nasional sejak 26 Mei, sehingga jumlah total kematian menjadi 5.227. Sebelumnya, kematian terdeteksi di Shanghai dalam gelombang wabah pada musim panas lalu.

Sementara China memiliki tingkat vaksinasi keseluruhan lebih dari 92% untuk takaran satu dosis, jumlah itu jauh lebih rendah di kalangan orang tua. Ini terutama bagi golongan yang berusia di atas 80 tahun.

"Komisi tidak memberikan perincian tentang status vaksinasi orang yang meninggal," lapor media Channel News Asia.

Sebagai tanggapan parsial, pusat kota Zhengzhou mengatakan pada Minggu bahwa tes Covid-19 bagi usia di bawah 3 tahun dan kelompok khusus lainnya yang mencari perawatan kesehatan tidak lagi diperlukan.

Hal ini dilakukan pascakematian bayi perempuan berusia 4 tahun yang disalahkan pada penegakan kebijakan anti-virus yang terlalu ketat. Anak itu kemudian meninggal dunia setelah menderita muntah dan diare saat dikarantina di sebuah hotel di Zhengzhou.

Laporan mengatakan ayahnya membutuhkan waktu 11 jam untuk mendapatkan pertolongan setelah petugas kesehatan menolak untuk memberikan bantuan atas dasar kebijakan nol-Covid. Bayi itu akhirnya dikirim ke rumah sakit yang berjarak 100 km.

Pengguna internet mengungkapkan kemarahannya pada kebijakan itu. Mereka menuntut pejabat di Zhengzhou dihukum karena gagal membantu masyarakat.

Hampir 3 tahun setelah pandemi, sementara sebagian besar dunia telah terbuka dan dampaknya terhadap ekonomi China mulai semakin terasa, Beijing justru tetap menutup menutup perbatasannya dan melarang perjalanan bahkan di dalam negeri.

Di ibu kota Beijing, penduduk diberitahu untuk tidak melakukan perjalanan antardistrik kota, dan sejumlah besar restoran, toko, mal, gedung perkantoran. Sejumlah blok apartemen juga telah ditutup atau diisolasi.

Adapun, China pada Minggu mengumumkan 24.215 kasus baru. Kasus ini sebagian besar dari warga yang tidak merasakan gejala.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Ada Apa dengan China? Kasus Covid-19 Meluas (Lagi)!


(luc/luc)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading