
Harta Karun Muncul Lagi di Proyek MRT, Saksi Evolusi Abad 19

Jakarta, CNBC Indonesia - 'Harta karun' kembali ditemukan di jalur proyek MRT Jakarta Fase 2 Harmoni. Penemuan tersebut berupa rel trem listrik peninggalan dari sisa-sisa infrastruktur pada zaman Belanda.
Ahli ArkeologiCharuniaArni mengungkapkan, Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) berupa trem listrik ini mulai berfungsi sejak tahun 1934. Pada zamannya, trem ini digunakan untuk efisiensi transportasi yang menghubungkan Kota Benteng Batavia.
"Mulai dialihkan dari trem uap ke trem listrik pada tahun 1931, dan semua proses elektrifikasi rel selesai di tahun 1934. Jadi, trem listrik mulai berfungsi pada tahun 1934," jelas Charunia Arni saat ditemui CNBC Indonesia di proyek pembangunan MRT Area CP 202, Rabu (16/11/2022).
Charunia Arni menjelaskan, teknologi moda transportasi trem sejak tahun 1869 hingga 1962 terus berevolusi semakin canggih. Pada tahun 1869 hingga 1887 trem dahulunya ditarik oleh kuda. Namun ternyata penarikan trem dengan kuda berimbas kepada banyaknya kuda yang mati karena kelelahan.
Kemudian, beralih ke trem uap pada awal abad ke-19. Akan tetapi trem uap juga ternyata memiliki banyak faktor kendala, seperti hal-nya trem yang sering meledak, trem yang tidak bisa berjalan saat hujan mengguyur, hingga suara bising dan uap trem yang mengganggu masyarakat.
Evolusi menuju trem yang lebih canggih mulai terjadi pada tahun 1931. Proses peralihan dari trem uap ke trem listrik membutuhkan waktu sekiranya 3 tahun.
"Proses trem itu berubah, yang pertama ditarik dengan kuda, banyak faktor kuda mati kelelahan. Beralihlah ke trem uap, uap juga punya faktor, kadang meledak, hujan suka mati, terus bising juga pake uap. Nah baru beralih ke elektrik atau listrik yang kemudian digunakan sampai tahun 1962," tambah Asisten Tim Arkeolog Eskavasi Jalur Trem MRT Jakarta Fase 2 Argi Arafat.
Lebih lanjut, ternyata spesifikasi dari bentuk dan lebar rel dari trem berbeda dengan rel yang biasa digunakan untuk kereta api. Untuk rel trem mereka memiliki lebar sekitar 1,18 meter.
"Jadi agak sedikit lebar dari umumnya kereta api," ujar Argi.
Kemudian, batang dari rel trem juga ternyata memiliki ceruk untuk mengikat roda trem, supaya roda trem tetap pada jalurnya. Sementara batang rel pada kereta api permukaannya rata.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harta Karun Emas Jepang & Kerajaan Tak Sengaja Ditemukan!