Barang Impor China Numpuk Tak Bisa Masuk AS, Ini Sebabnya

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
11 November 2022 21:23
FILE PHOTO: Containers are seen at the Yangshan Deep Water Port in Shanghai, China August 6, 2019. REUTERS/Aly Song/File Photo
Foto: Kontainer terlihat di Pelabuhan Air Dalam Yangshan di Shanghai, China (6/8/2021). (REUTERS/Aly Song)

Jakarta, CNBC Indonesia - Komponen energi surya terlihat menumpuk di pelabuhan Amerika Serikat (AS) sejak bulan Juni lalu. Tumpukan terjadi akibat undang-undang baru yang melarang impor dari Xinjiang China karena kekhawatiran adanya tenaga kerja budak.

Pihak Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS telah melakukan penyitaan sejak aturan perlindungan kerja paksa Uyghur mulai berlaku pada 21 Juni. Hingga 25 Oktober lalu jumlah yang disita mencapai 1.053 pengiriman, dikutip dari Reuters, Jumat (11/11/2022).

Badan tersebut tidak merinci produsen atau mengonfirmasi rincian jumlah peralatan dalam pengiriman. Hal ini mengutip undang-undang federal yang melindungi rahasia dagang.

Namun berdasarkan tiga sumber industri, produk yang ditahan termasuk panel dan sel polisikon dengan kapasitas kemungkinan hingga 1 gigawatt. Tiga pabrikan China yang disebutkan adalah Longi Green Energy Technology Co Ltd, Trina Solar Co Ltd, dan Jinko Solar Holding Co.

Reuters mencatat gabungan ketiga pabrikan itu menyumbang hingga sepertiga dari pasokan panel AS. Namun menurut sumber, perusahaan menghentikan pengiriman baru ke AS karena khawatir akan ditahan.

Jinko mengatakan tengah bekerja sama dengan pihak bea cukai untuk membuktikan pasokannya tidak terkait dengan kerja paksa. Pihak perusahaan juga percaya pengiriman panel akan diterima.

Sementara itu baik Longi dan Trina tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar.

Terkait pelanggaran di Xinjiang, awalnya Beijing menyangkal adanya kamp penahanan. Namun akhirnya mengakui mendirikan pusat pelatihan kejuruan untuk mengekang yang disebut sebagai terorisme, separatisme dan radikalisme agama di wilayah tersebut.

Pada konferensi pers reguler hari Jumat, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian mengatakan klaim kerja paksa di Xinjiang merupakan kebohongan abad ini. Dia menambahkan hal itu juga akan menghambat respon global pada perubahan iklim.

"Pihak AS harus segera menghentikan penindasan tidak masuk akal pada perusahaan fotovoltaik China dan melepaskan komponen panel surya yang disita secepat mungkin," jelasnya.


(npb/npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jaga Lingkungan, Pertamina Hadirkan Sekolah Energi Berdikari

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular