Sriwijaya Air SJ182 Jatuh
Masih Misteri, Suara Pilot Sriwijaya Tak Terekam Hingga Jatuh

Jakarta, CNBC Indonesia - Suara kapten pilot tak terekam pada kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta pada 9 Januari 2021 lalu masih menjadi misteri. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) belum mengetahui penyebabnya secara pasti.
Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ony Soerjo Wibowo, menjelaskan dugaan kapten pilot tidak menggunakan headset ketika kecelakaan terjadi, sehingga suara tidak terekam. KNKT tidak bisa menganalisa perintah dari kapten pilot.
"Ini dugaan kita, kenapa kita yakin begitu. Normalnya terbang pakai headset supaya suaranya terdengar pilot yang lain, karena berisik di sana," kata Ony kepada wartawan di Kantor KNKT, Kamis (10/11/2022).
Dia menjelaskan dalam pesawat ada 4 kanal yang merekam suara pilot - ko pilot hingga ruangan kokpit. Namun pada rekaman Cockpit Voice Recorder (CVR) pada kanal headset pilot tidak terdengar.
"Pilotnya minta apa kita belok kanan harusnya ya jelas (suaranya) itu dugaan kenapa nggak pakai headset karena suaranya itu nggak kedengeran dari kanal kita. Jadi di CVR itu punya masing - masing jalur. Kopilot punya, pilot punya kokpit juga ada," Jelas Ony.
Sementara kanal 4 yang seharusnya merekam suara di ruangan kokpit, dan bisa menjadi backup analisa koordinasi antar pilot juga tidak terdengar. Suara tertutup gangguan atau noise yang cukup tinggi mencapai 400 Hz.
"Suara 400 Hz ini in just (masuk) ke kanal 4 sehingga terisi dengungan itu," jelas Ony.
Sementara dalam proses analisa, suara itu juta tidak bisa difilter dalam laboratorium KNKT. "Kalau di filter suara akan hilang. makanya suara di kokpit nggak kedengeran," tukasnya.
Ony juga menjawab kenapa alasan suara warning bank angle atau peringatan ketika terjadi pesawat miring lebih dari 35 derajat, itu disebabkan suara peringatan akan masuk pada ke empat kanal suara, juga terekam dalam Flight Data Recorder (FDR).
"Jadi itu kanal khusus warning kritikal itu setiap pilot yang pegang headset pasti kedengaran termasuk di kokpit speaker. jika itu bunyi yang merekam itu (di kanal) pilot, ko-pilot dan mic pada kokpit. karena pilot nggak kedengaran yang kedengaran itu punya si kopilot. kedua itu di FDR ada, sinkron dengan FDR," jelasnya.
Sementara Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo, juga angkat bicara mengenai suara noise yang terjadi dalam rekaman CVR. Menurut dia sumber gangguan itu bisa berasal dari banyak hal.
"Noise ini datang dari 400 Hz ini biasanya dari generator listrik. tapi apa iya dari situ saya tidak tahu. Karena kita harus periksa generatornya. Generatornya dimana? itu di dasar laut gimana mau periksa?," tuturnya.
Sehingga pada akhirnya KNKT memutuskan untuk tidak memeriksa karena kondisi mesin pesawat yang tercerai berai di perairan Kepulauan Seribu.
Namun dari hasil rekomendasinya KNKT meminta Garuda Maintenance Facility berupa revisi checklist pembacaan CVR, termasuk menambahkan keharusan melakukan pemeriksaan kualitas dan durasi gelombang suara pada setiap channel. Dimana sebelumnya ditemukan noise serupa saat pemeriksaan.
"Mereka hanya menyatakan dulu pernah kayak gini, di laporan kita ada. Kalau anda menemukan gini ini lho hasilnya. kok kamu bilang ini bagus? akhirnya GMF bilang sistem ditempat saya akan dibenerin. Gitu kasarnya," kata Nurcahyo.
[Gambas:Video CNBC]
Misteri Sriwijaya Air SJ182 Terungkap, Ini Investigasinya
(hoi/hoi)