Internasional

Perang Bikin Pening, Biaya Energi di Eropa Naik Hampir 100%!

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
08 November 2022 11:30
'Malapetaka' di Eropa Makin Nyata, Kini Hantam Belanda
Foto: Infografis/'Malapetaka' di Eropa Makin Nyata, Kini Hantam Belanda/Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Biaya energi untuk rumah tangga di seluruh Eropa dilaporkan telah naik hampir dua kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu. Hal ini terjadi setelah meletusnya perang Rusia-Ukraina.

Indeks Harga Energi Rumah Tangga Eropa menyatakan bahwa tagihan energi gas melonjak 111% bila dibandingkan dengan Oktober tahun lalu. Listrik juga mengalami kenaikan 69%.

"Rata-rata, dua angka ini berarti kenaikan tagihan energi sebesar 90% atau hampir dua kali lipat dibandingkan dengan Oktober 2021," tulis laporan yang dirangkai oleh Energie-Control Austria, Otoritas Regulasi Energi dan Utilitas Publik Hungaria (MEKH) dan VaasaETT, yang dikutip Euronews, Senin (7/11/2022).

Secara rinci, penduduk Amsterdam, Belanda, membayar paling banyak di Eropa untuk gas alam. Posisi ini kemudian diikuti Kopenhagen, Denmark.

Jumlah yang dikeluarkan oleh mereka yang tinggal di ibu kota Belanda itu hampir 17 kali lebih tinggi daripada di Budapest, Hungaria, yang merupakan ibu kota termurah untuk bahan bakar di Uni Eropa (UE).

Di luar UE, laporan tersebut menemukan bahwa warga di Kyiv, Ukraina membayar paling sedikit untuk bensin mereka, 19 kali lebih sedikit daripada di Amsterdam.

Pasokan listrik di Ibu Kota Ukraina itu sendiri saat ini menjadi masalah utama pada bulan Oktober, dengan pasukan Rusia menyerang infrastruktur energi negara itu sehingga menyebabkan seringnya terjadi pemadaman.

"Harga gas di Roma, Luksemburg, Lisbon, Dublin, Paris, Wina, Brussel, Bern, Kopenhagen, dan Stockholm mencapai rekor tertinggi baru," tambah laporan itu.

Penelitian tersebut juga menunjukkan bagaimana serangan Rusia ke Ukraina berdampak pada kebutuhan energi di Benua Biru. Ini terlihat ketika Moskow mengurangi hingga menghentikan pasokan gas ke Eropa melalui pipa Nord Stream. Negara Barat menuding Rusia telah menggunakan pasokan gas sebagai senjata.

"Langkah itu (penutupan Nord Stream) telah menyebabkan ketidakpastian atas keamanan energi dan pengurangan pengiriman gas Rusia atau penghentian pasokan sepenuhnya," tulis para peneliti.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Krisis Makin Ngeri, Eropa Benar-Benar Terancam Kedinginan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular