Internasional

Putin Sebut Negara Ini yang Sebenarnya Ingin Caplok Ukraina

luc, CNBC Indonesia
Sabtu, 05/11/2022 06:20 WIB
Foto: Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri konferensi pers setelah pertemuan trilateral dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan di Sochi, Rusia 31 Oktober 2022. (via REUTERS/SPUTNIK)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan pihak Barat terus menanamkan 'omong kosong' sejarah kepada jutaan orang di dunia.

Dilansir Reuters, Sabtu (5/11/2022), hal yang dikatakan Putin itu termasuk tentang jalannya Perang Dunia Kedua yang sebenarnya dan peran Uni Soviet dalam kemenangan atas Nazi Jerman.

Terkait sejarah tersebut, menurutnya, Polandia masih belum meninggalkan mimpi untuk mengambil alih sebagian Ukraina.


Di sisi lain, Polandia telah berulang kali membantah klaim Rusia tersebut. Negara itu mengatakan pernyataan Putin tersebut adalah disinformasi yang disebarkan oleh Moskow dalam upaya untuk menabur perselisihan antara Warsawa dan Kyiv.

Adapun, hubungan Rusia dengan Polandia memang tak akur. Hal itu terus bereskalasi sejak perang di Ukraina dimulai.

Negara sekutu Putin, Belarusia, pun baru baru ini memberikan peringatan keras kepada Warsawa dan mengancam akan melakukan tindakan militer bila diperlukan.

Sekretaris Dewan Keamanan Belarusia Alexander Volfovich telah memperingatkan bahwa perang yang lebih luas dapat pecah di Eropa.

Berdasarkan laporan kantor berita Belarusia, BelTA, Volfovich mengatakan bahwa Belarus prihatin atas "militerisasi Polandia" dan "niat agresifnya".

Adapun, Belarusia telah digunakan oleh Rusia sebagai tempat mengirim rudal dan pasukan ke Ukraina, tetapi belum berpartisipasi secara langsung dalam perang.

Ketegangan meningkat bulan lalu, dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko bersumpah untuk melakukan pengerahan bersama dengan pasukan Rusia. Hal itu mendorong komando Angkatan Bersenjata Ukraina untuk secara terbuka mendesak Belarusia agar tidak bergabung dalam perang Rusia melawan Ukraina dan memperingatkan bahwa Kyiv akan membalas jika itu terjadi.

"Menjadi pos terdepan di kawasan keamanan kolektif Eropa Timur, sayangnya, Belarusia menghadapi semua tantangan dan ancaman keamanan," kata Volfovich, dikutip Newsweek.

"Pertama-tama, kami prihatin dengan kehadiran militer di wilayah negara-negara tetangga, dan retorika militer dari tetangga kami."

Volfovich memperingatkan Polandia, anggota NATO, bahwa jika mereka melepaskan "agresi", perang yang akan terjadi tidak hanya akan memengaruhi wilayah Belarusia, tetapi juga seluruh Eropa Timur.

"Militerisasi Polandia dan niat agresifnya menjadi perhatian utama: Dengan merugikan kepentingan ekonomi mereka sendiri, negara [Polandia] telah memilih militerisasi, peningkatan jumlah angkatan bersenjata, perangkat keras," katanya, menuduh Polandia mengarahkan pandangannya ke Belarusia.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Harap Bisa 'Kopdar' Dengan Putin & Zelenskyy di KTT NATO