Hotel Kena Getah Berdendang Bergoyang? Ini Kata Pengusaha
Jakarta, CNBC Indonesia - Promotor musik mengungkapkan saat ini kesulitan untuk mendapatkan izin penyelenggaraan acara, pascakonser 'Berdendang Bergoyang' yang bermasalah. Terutama untuk izin acara yang berada di luar ruangan.
Lantas bagaimana dengan acara di dalam ruangan (indoor)?
Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Maulaya Yusran mengatakan, untuk acara dalam ruangan belum mendapatkan kesulitan dalam perizinan.
"Sejauh ini belum. Yang kami dengar, pengadaan kegiatan di outdoor (yang sulit) karena ukurannya kan, jumlah crowd juga besar. Imbas konser yang kemarin. Kalau di hotel itu pengadaan acara itu terukur," kata Maulana kepada CNBC Indonesia, Jumat (4/11/2022).
Dia berharap tidak ada hambatan dalam proses perizinan yang sifatnya dalam ruangan sehingga tidak mengganggu pertumbuhan okupansi hotel yang saat ini masih kecil.
"Acara atau sewa ballroom itu masuknya di okupansi juga, termasuk kamar. Saat ini, per hari kita bicara 44% nasional. Juni-Juli kemarin turun 2-5%.
Dia berharap dari momentum akhir tahun, dengan adanya liburan Natal dan Tahun Baru, okupansi hotel dapat meningkat, meski belum bisa memprediksi besaran peningkatannya.
"Pergerakan wisman dan domestik harus kita jaga, meski ada isu resesi mudah-mudahan tidak terdampak signifikan," katanya.
"Market terbesar itu di MICE itu tutup nanti, berganti leisure akhir tahun. diharapkan leisure jadi penopang akhir tahun yang saat ini turun drastis," tambahnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) Emil Mahyudi mengungkapkan, tengah mengupayakan izin penyelenggaraan konser yang kini sulit didapatkan. Terlebih dengan adanya rencana penetapan aturan baru.
"Masing-masing Polda punya kebijakan izin yang berbeda, event outdoor nggak diperbolehkan, lalu nggak boleh lewat jam 6," kata Emil, dalam konferensi pers, Kamis (4/11/2022).
Akibatnya, banyak penyelenggaraan konser yang terancam batal.
"Isu di luar ini sangat besar, tugas kami mengklarifikasi. Isu paling liar adalah semua even tidak boleh sampai Desember 2022, mungkin baru boleh lagi 2023. Kalau semua event gak boleh, kita akan kehilangan tiga even besar Soundrenaline, Heads In The Clouds, dan DWP," jelasnya.
(dce)