Begini Strategi Vietnam Gaet Investasi Asing
Jakarta, CNBC Indonesia - Vietnam menjadi salah satu negara yang berhasil masuk 20 besar tujuan investasi asing pada 2020. Dari tahun 1986 sampai sebelum COVID-19, total proyek Penanaman Modal Asing (PMA) di Vietnam nyaris menyentuh angka 27 ribu dengan PMA terdaftar sebanyak US$ 334 miliar.
Resident Economist dari Asian Development Bank, Cuong Minh Nguyen, membeberkan beberapa strategi keberhasilan Vietnam dalam menarik investor asing ke negaranya, salah satunya adalah dengan mengarahkan PMA ke sektor yang mendukung ekspor.
"Sebagian besar PMA-nya masuk untuk mendukung ekspor, itu mengapa kontribusi PMA ke Vietnam itu lebih dari 70%," terangnya dalam webinar Indonesia Development Talk yang mengangkat topik "Foreign Direct Investmen, and Indonesia's Productivity and Exports" di Jakarta, Kamis (3/11/2022).
Selain itu, PMA yang masuk ke Vietnam difokuskan di bidang manufaktur yang menjadi sektor penunjang terbesar di negeri naga biru tersebut.
"Sektor terbesar adalah manufaktur, kedua properti, kemudian jasa. Manufaktur ini banyak menyerap tenaga kerja dan bergeser ke manufaktur bernilai tinggi seperti elektronik," jelasnya.
Kemudian, Vietnam juga fokus menarik perhatian investor dari negara tetangga di ASEAN. Menurutnya, negara-negara ASEAN saat ini sangat berbeda dibanding 20-25 tahun lalu. Peluang ini dibaca Vietnam karena melihat pertumbuhan ekonomi negara di ASEAN cukup signifikan, bahkan beberapa berhasil menjadi negara dengan pendapatan menengah ke atas.
"Sumber PMA Vietnam itu terbesar dari negara-negara ASEAN, seperti Singapura, Malaysia dan Thailand. Itu Korea, Jepang, Hong Kong, Amerika Serikat itu tidak terlalu besar. Ada pergeseran regionalisasi PMA. Vietnam fokus menarik PMA dari negara-negara ASEAN yang saat ini sangat berbeda dari 20-25 tahun lalu. ASEAN sekarang masuk menjadi negara pendapatan menengah atas, menjadi sumber PMA yang penting bagi kami," jelasnya.
Selain memiliki strategi, menurut Cuong, meningkatnya minat PMA ke Vietnam juga didukung oleh beberapa faktor keberhasilan, diantaranya:
- Stabilitas politik dan makro ekonomi.Menurutnya, lingkungan politik Vietnam yang cukup stabil berhasil menjaga pertumbuhan ekonomi di angka 5-7% tiap tahunnya serta membuat inflasi bisa terkendali.
- Lingkungan bisnis yang ramah bagi PMA. Menurutnya, sistem yang dipakai oleh Vietnam memang menarik PMA untuk menanamkan modalnya di sana. Ia menyadari bahwa tentunya hal ini memerlukan komitmen politis yang tinggi dari pusat, industri dan perusahaan serta dilaksanakan secara sistematis.
- Kelas menengah yang berkembang pesat dan meningkatnya ekonomi yang lebih terpadu. Vietnam mulai terintegrasi dengan ekonomi global, bahkan sudah memiliki 17 perjanjian bilateral dan perjanjian multilateral. Beberapa di antaranya adalah perjanjian investasi ASEAN, perjanjian pasar bebas dengan Uni Eropa, dan perjanjian investasi selain perdagangan bebas. Menurutnya hal itu mempunyai dimensi signifikan untuk meningkatkan investasi.
- Terdapat insentif pajak yang sangat besar diberikan ke PMA dengan mempertimbangkan sektornya seperti garmen, sepatu, mobil, dan barang yang dipajak 10% untuk 15 tahun. Selain itu juga memberikan insentif lahan dengan mempertimbangkan lokasi, ukuran, bahkan juga memberikan insentif sewa lahan namun ada pengecualian untuk tarif retribusi. Serta turut memberikan insentif untuk custom.
(hsy/hsy)