Investigasi Sriwijaya Air SJ18

Suara Pilot Sriwijaya Tak Terekam Sebelum Jatuh, Ini Sebabnya

News - Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
03 November 2022 19:07
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi didampingi Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dan sejumlah pejabat  menyampaikan press statement tentang penemuan Cockpit Voice Recorder atau CVR pesawat Sriwijaya Air SJ-182. (CNBC Indonesia/Emir) Foto: Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi didampingi Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dan sejumlah pejabat menyampaikan press statement tentang penemuan Cockpit Voice Recorder atau CVR pesawat Sriwijaya Air SJ-182. (CNBC Indonesia/Emir)

Jakarta, CNBC Indonesia - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membeberkan hasil investigasi kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu (9/1/2021) lalu. Salah kendala dalam analisis, suara pilot yang tidak terekam Cockpit Voice Recorder (CVR) sebelum pesawat jatuh.

"Kebetulan dari CVR yang ditemukan kami mendapatkan bahwa suara kaptennya tidak terekam. kami tidak bisa menentukan mengapa suara kaptennya tidak terekam," kata Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo di RDP bersama Komisi V DPR RI, Kamis (3/11/2022).

"Ada dugaan bahwa kaptennya tidak menggunakan headset," tambahnya.

Begitu juga microphone yang ada pada kokpit pesawat juga tidak terdengar suaranya, karena tertutup suara bising.

"Channel ini tertutup noice pada 400 hertz sehingga pembicaraan tidak bisa direkam. Sehingga tidak bisa menganalisa kerja sama kokpit dan apa saja perintah kapten ke co-pilot. meski suara co-pilot masih bisa di dengar termasuk suara dari pengatur lalu lintas udara di dengar," katanya.

Adanya perubahan di kokpit, tidak disadari pilot. Namun menurut Nurcahyo mengasumsikan pilot mempercayakan sistem automasi yang ada pada pesawat.

"Percaya pada sistem automasi, kalau sudah diset maka autopilot akan mengatur dan autothrottle akan mengatur sesuai permintaan autopilot. sehingga kondisi ini berdampak pada pengurangan monitor terhadap instrumen dan kondisi yang terjadi," jelasnya.

Selain itu posisi kemudi menjadi berbelok ke kanan, sedangkan pesawat berbelok ke kiri, itu terjadi perubahan, mengakibatkan bank angle warning atau peringatan kemiringan yang berlebih.

"Perbedaan asumsi dan kurang monitor berakibat pada upaya recovery yang dilakukan pilot tidak sesuai. 4 detik pertama pilot membelokkan ke kiri padahal pesawat sedang berbelok ke kiri," jelasnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Misteri Sriwijaya Air SJ182 Terungkap, Ini Investigasinya


(hoi/hoi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading