6 Perusahaan Ini Dukung Energi Bersih Lewat Jual Beli REC PLN

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
Rabu, 02/11/2022 14:02 WIB
Foto: Dok PLN

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) bersama enam perusahaan melakukan penandatanganan Perjanjian Jual Beli Renewable Energy Certificate (REC) dengan total penyediaan setara 18,46 terawatt hour (TWh) listrik energi bersih. Perjanjian ini dilakukan di sela acara The Energy Transition Day di Nusa Dua, Bali pada Selasa (1/11).

Keenam perusahaan tersebut yaitu PT Asahimas Chemical, PT Mitra Murni Perkasa, PT Bumi Suksesindo, PT United Tractors Tbk, PT Indokordsa, dan PT Mitra Informatika Gemilang.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengapresiasi kontribusi para pelanggan PLN yang telah mendukung program transisi energi bersih dengan memanfaatkan REC. Hal ini pun sejalan dengan komitmen Indonesia sebagai tuan rumah Presidensi G20 untuk menekan emisi karbon dunia.


"Kerja sama yang diteken hari ini juga menjadi bukti bahwa semakin banyak perusahaan yang bergerak ke arah industri hijau dengan mencari sumber energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan," ujar Darmawan dalam keterangan tertulis, Rabu (2/11/2022).

Dia menambahkan, hadirnya layanan REC ini mengikuti perkembangan kebutuhan pelanggannya seiring tuntutan global terhadap penggunaan EBT. Menurutnya, dahulu banyak perusahaan harus membeli sertifikat EBT ke luar negeri. Namun dengan REC PLN, Darmawan mengharapkan sektor industri bisa lebih mudah mengakses energi bersih.

Selain itu, melalui REC pula PLN dapat menghadirkan opsi pengadaan untuk pemenuhan target sampai dengan 100% penggunaan energi terbarukan. Cara pengadaan atau pembeliannya pun relatif mudah dan cepat.

PLN juga memastikan energi yang digunakan pelanggan berasal dari pembangkit listrik berbasis EBT yang diverifikasi oleh sistem tracking internasional, yakni APX TIGRs yang berlokasi di California, Amerika Serikat.

Saat ini, pembangkit energi hijau milik PLN yang terdaftar di APX adalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang dengan kapasitas 140 MW, PLTP Lahendong 80 MW dan PLTA Bakaru 130 MW, atau setara 2.500.000 MWh per tahun.

"Pelanggan yang lokasinya terpisah dari pembangkit energi hijau tersebut dimungkinkan juga menikmati layanan REC," pungkasnya.


(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Dari Limbah Jadi Energi, Peluang Baru Investasi Hijau RI