
Perihal Teguran JK, Anak Buah Sri Mulyani Angkat Bicara

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa waktu lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mendapatkan teguran mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Teguran ini terkait dengan tindakan Sri Mulyani yang sering membagikan gambaran seram perihal ekonomi dunia.
Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo menilai bahwa teguran Jusuf Kalla atau akrab dipanggil JK bertujuan baik.
"Saya rasa tujuan Pak JK baik karena beliau memiliki pengalaman panjang sebagai wapres dan pengusaha. Kita tidak ingin menakuti-nakuti," tegas Yustinus saat ditemui media, Selasa (1/11/2022).
"Dari awal Bu Menteri, Presiden, OJK dan yang lain itu memberikan background agar kita bersyukur bahwa Indonesia relatif lebih baik banyak negara atau proyeksi global," tambahnya.
Yustinus juga menegaskan bahwa pemerintah tetap optimistis. Hal ini tercermin dari tagline di dalam APBN 2023, dimana pemerintah ingin menjaga optimisme dan kewaspadaan.
Sebelumnya, Jusuf Kalla berbagi cerita soall dirinya yang menegur Bendahara Negara melalui telepon. Hal tersebut disampaikan oleh Jusuf Kalla yang akrab dipanggil JK secara langsung dalam acara HUT Ke-44 Bukaka beberapa waktu lalu.
Dia menceritakan perihal percakapannya dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tentang kondisi perekonomian saat ini. Dalam percakapannya dengan Sri Mulyani, dia memberikan peringatan kepada Menkeu agar tidak menakut-nakuti publik.
"Saya bilang ke Sri Mulyani, jangan selalu kasih takut-takut orang besok akan, tahun depan akan kiamat. Saya telepon, jangan begitu, jangan kasih takut semua orang," kata JK.
JK menilai cara pandang yang optimistis harus terus dikedepankan kendati Indonesia dihadapkan pada sejumlah masalah.
"Mau ada masalah, iya kita hadapi, tapi kita jangan takut. Negeri ini lengkap. Tidak ada krisis energi, krisis pangan, di mana krisis energi di Indonesia?" ucap JK.
Sri Mulyani sendiri telah menjelaskan terkait dengan paparan dirinya di beberapa kesempatan yang dianggap menakut-nakuti.
Sri Mulyani menuturkan bahwa dirinya tidak bermaksud menakut-nakuti masyarakat dengan berbagi kondisi dunia. Dia mengaku dirinya hanya ingin semua pihak lebih waspada.
"IMF bilang pada 2023 is gonna be dark. Itu yang disebut gelap. Kalau saya bicara begitu dianggap menakuti-nakuti padahal sebetulnya tidak. Saya hanya menyampaikan risiko itu ada dan kita harus waspada," tegasnya dalam Webinar PLN, dikutip Selasa (1/11/2022).
Sri Mulyani menjelaskan bahwa situasi 'gelap' ini bersumber dari pandemi Covid-19 yang meninggalkan luka memar (scarring effect) dan belum sepenuhnya berakhir. Kondisi ini semakin diperparah oleh perang Rusia dan Ukraina sebagai biang kerok krisis pangan dan energi, menimbulkan lonjakan inflasi di mana-mana.
"Pemulihan ekonomi cepat, dunia dihadapkan masalah rantai pasok. Supply tak mampu mengikuti permintaan, muncul tekanan harga-harga atau inflasi. diperparah dengan terjadinya perang saat ini," ujar Sri Mulyani.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dunia Terancam Resesi Berjamaah di 2023, Nasib RI Gimana?