CNBC Indonesia Research
Silang Omongan JK vs Sri Mulyani Soal Ekonomi, Siapa Benar?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kegemaran pemerintah mengulang narasi suram, gelap atas prospek ekonomi ke depan mendapat tentangan dari sejumlah pihak, salah satunya mantan wakil presiden dua periode, politisi ulung Partai Golkar, sekaligus pengusaha nasional Jusuf Kalla (JK).
Saat berbicara dalam gala dinner HUT ke-70 Kalla Group dan HUT ke-44 Bukaka di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Jumat (28/10/2022), JK mengaku menelepon Menkeu Sri Mulyani Indrawati. "Saya bilang ke Sri Mulyani, jangan selalu kasih takut-takut orang besok akan, tahun depan akan kiamat. Saya telepon, jangan begitu, jangan kasih takut semua orang," ungkap dia.
JK mengatakan tidak ada masalah ekonomi di Indonesia. Tidak ada krisis energi dan krisis pangan. "Di mana krisis energi di Indonesia? Di mana krisis pangan di Indonesia? Beras cukup, beda dengan negara lain yang tidak punya energi dan tidak punya pangan, jadi mari kita optimis bekerja sesuai bidang," ujarnya.
Sebelumnya, di sebuah acara webinar Menkeu Sri Mulyani kembali mengungkapkan pernyataan suram soal masa depan ekonomi. "IMF bilang pada 2023 is gonna be dark. Itu yang disebut gelap. Kalau saya bicara begitu dianggap menakuti-nakuti padahal sebetulnya tidak. Saya hanya menyampaikan risiko itu ada dan kita harus waspada," ujar dia dalam acara Leaders Talk Series #2 yang diselenggarakan Perusahaan Listrik Negara pada Rabu (26/10/2022).
Sri Mulyani menjelaskan bahwa situasi gelap bersumber dari dampak pandemi Covid-19 yang meninggalkan luka memar pada perekonomian dan belum sepenuhnya berakhir. Kondisi ini semakin diperparah oleh perang Rusia dan Ukraina sebagai biang kerok krisis pangan dan energi, sehingga menimbulkan lonjakan inflasi di mana-mana. "Supply tak mampu mengikuti permintaan, muncul tekanan harga-harga atau inflasi. diperparah dengan terjadinya perang saat ini," ungkap Sri Mulyani.
Dua Duanya Benar
Sebagai pengusaha, apa yang dikemukakan JK ada benarnya, dan bahkan memiliki landasan teori ekonomi. Bila masyarakat dan pengusaha takut, maka situasi ekonomi akan semakin susah, sebab aktivitas ekonomi bisa melambat.
Hal ini pernah dikemukakan mantan Menkeu Chatib Basri dalam akun Instagramnya @chatibbasri. Dia merujuk teori ekonom Inggris, John Maynard Keynes, dalam buku ' 'The General Theory of Employment, Interest, and Money'. Yakni, konsep animal spirits, dimana keputusan ekonomi manusia tidak hanya berdasarkan pertimbangan rasional, tetapi juga psikologis.
Bila psikologis pengusaha terganggu oleh pandangan pesmistis ke depan, mereka akan mengurangi investasi dan "terjadilah backwash effect yang akhirnya bisa membawa akibat kepada resesi," ujarmya. Sementara, dari sisi permintaan, pandangan pesimistis akan membuat konsumen lebih memilih menabung dari pada berbelanja, sehingga membuat pertumbuhan ekonomi akan semakin melambat, dan bisa terjadi resesi. "Itu lah yang disebut paradox of thrift," tutur Chatib.
Sementara dalam angka, perekonomian Indonesia dalam kondisi yang cukup baik dan relatif aman dari ancaman resesi seperti negara-negara lain di dunia. Survei terbaru Boomberg menunjukkan peluang terjadinya resesi di Indonesia sangat kecil, terendah di Asia Tenggara, hanya 3%.
Bandingkan dengan Korea Selatan dan Jepang yang peluang jatuh ke dalam jurang resesi sebesar 25%. Peluang Indonesia lebih baik daripada Malaysia (10%), Vietnam (10%), dan Thailand (8%)
Sementara, Dana Moneter Internasional (IMF) mempertahankan proyeksi ekonomi Indonesia untuk tahun ini sebesar 5,3%. Namun, mereka memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2023 dari 5,2% menjadi 5%. Pemerintah menargetkan dalam APBN 2023 sebesar 5,3%.
Dunia Memang Gelap Ke Depan
Sementara itu, pernyataan Menkeu Sri Mulyani memang sejalan dengan sejumlah prediksi dari IMFdan Bank Dunia. Kata kunci "badai yang sempurna" atau perfect storm adalah diksi dari pejabat IMF pada Juni lalu. Pernyataan IMF berdasarkan data. Diantaranya, perang Rusia versus Ukraina yang memicu krisis energi, rekor-rekor inflasi tinggi di banyak negara, krisis utang akibat kenaikan suku bunga, dan fragmentasi geopolitik global.
Eropa misalnya mencatatkan rekor inflasi lagi pada Oktober lalu, setinggi 10.7%, atau lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang 9.9%, seperti dirilis badan pusat statistik Eropa, Eurostat pada Senin. Angka ini adalah tertinggi sejak Eurostat mulai mengompilasi data inflasi di 19 negara anggota Zona Eropa pada 1997.
Sementara itu, kebijakan ketat suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) diprediksi masih akan lama mengingat inflasi di negeri itu juga masih tinggi. Hal ini membuat fenomena penguatan dolar AS terhadap mata uang di dunia, termasuk Indonesia akan berlangsung lama. Ini semakin memicu inflasi di Indonesia.
Sementara, ancaman stagflasi, yaitu periode dimana inflasi tinggi bersamaan dengan laju ekonomi rendah, dikeluarkan oleh ekonom top Bank Dunia. Ancaman gelap ekonomi dunia ini sudah dikumandangkan sejak pertengahan tahun.
Gong masa depan gelap 2023 dapat dikutip dari opini Nouriel Roubini baru baru ini. Peramal jitu yang pernah tepat memprediksi krisis global 2008 ini yakin akan ada krisis hebat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Itu adalah kombinasi stagflasi era 1980-an dan krisis utang global 2008.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Konsolidasi Fiskal Hadapi Ketidakpastian & Dorong Pembangunan
(mum/mum)