Penjualan Lipstik Bisa Ramal Resesi, Jitukah?
Jakarta, CNBC - Penjualan lipstick dipercaya bisa menjadi sinyal arah ekonomi ke depan. Sejarah menunjukkan penjualan "pemerah bibir" biasanya melonjak menjelang resesi.
Pergerakan penjualan lipstick dan resesi kemudian memunculkan indeks lipstick. Adalah Leonard Lauder pada 2001 yang memperkenalkan indeks tersebut. Chairman perusahaan raksasa kosmetik Estee Lauder tersebut menciptakan indeks setelah melihat adanya hubungan erat antara lipstick dan perlambatan ekonomi.
Pada periode Great Depression 1923-1933, industri kosmetik Amerika Serikat (AS) mengalami lonjakan penjualan sebesar 25%. Sokongan pertumbuhan, terutama dari penjualan lipstick.
Penjualan lipstick di AS juga melonjak 11% pada semester II 2001 saat perekonomian AS tumbang karena dot-com bubble. Kondisi psikologis masyarakat AS pada saat itu juga tengah dihinggapi kesedihan setelah serangan 9/11. Saat terjadi perlambatan ekonomi China pada 2019, penjualan kosmetik melonjak 116%.
Ketepatan indeks lipstick dalam memprediksi perlambatan ekonomi terjadi lagi tahun ini. Natalia Bambiza dari lembaga riset NPD mengatakan penjualan lipstik di AS melonjak 48% pada kuartal I-2022.
Seperti diketahui, ekonomi AS secara teknikal kemudian masuk resesi pada kuartal II-2022 setelah ekonomi mereka terkontraksi selama dua kuartal beruntun.
Ekonomi AS terkontraksi 1,6% (quartal to quartal) pada kuartal I-2022 dan terkoreksi 0,6% pada kuartal II-2022.
"Pada saat kebebasan berbelanja menipis dan tidak mungkin membeli barang non-esensial secara besar-besaran, membeli lipstick menjadi jalan keluar. Harga lipstick lebih murah dibaningkan perhiasan atau barang mewah lain," ujar Bambiza, dikutip dari Forbes.
Profesor di bidang psikologi konsumen dari Anglia Ruskin University Dr Jansson-Boyd mengatakan faktor psikologis berperan besar dalam lonjakan penjualan lipstick selama perlambatan ekonomi.
"Secara psikologis seseorang akan merasa takut jika memiliki sedikit uang. Membeli barang yang bisa membuatmu senang dan bahagia adalah cara seseorang untuk membuat dirinya merasa jauh lebih baik," tutur Boyd, dikutip dari BBC.
Dibandingkan dengan barang mewah lain seperti tas, perhiasan, atau sepatu, harga lipstick lebih terjangkau. Pengecualian terjadi untuk lipstick keluaran rumah mode terkenal dengan desain khusus seperti .H. Couture Beauty Diamond Lipstick yang dibanderol US$ 14 juta.
Lipstick drug store seperti produksi Loreal, Maybeline, Rimmel, dan Revlon berkisar Rp 100.000-200.000. Lipstick high-end seperti produksi Make Up Forever, Shiseido, Nars, Glossier, Fenty Beauty, Urban Decay, Estee Lauder, dan Mac dibanderol di bawah Rp 1 juta.
(mae)