Internasional

Covid, Perang, Resesi Minggir! Malapetaka Baru Ancam Bumi

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
28 October 2022 12:35
Kondisi dasar Sungai Mississippi yang mengering di dekat Portageville, Mo, Kamis (20/10/2022). Sungai Mississippi menghadapi kekeringan dengan rekor terendah selama satu dekade. Hal ini didasarkan dari hasil pengukuran 40 alat pengukur ketinggian sungai yang tercantum dalam data National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). (AP Photo/Jeff Roberson)
Foto: Kondisi dasar Sungai Mississippi yang mengering di dekat Portageville, Mo, Kamis (20/10/2022). Sungai Mississippi menghadapi kekeringan dengan rekor terendah selama satu dekade. Hal ini didasarkan dari hasil pengukuran 40 alat pengukur ketinggian sungai yang tercantum dalam data National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). (AP Photo/Jeff Roberson)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan cuaca PBB, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), memperingatkan adanya kenaikan suhu global, di mana konsentrasi gas rumah kaca naik pada tingkat di atas rata-rata ke rekor baru pada tahun lalu.

Dalam laporan tahunan yang dirilis menjelang KTT iklim PBB bulan depan di Mesir, WMO juga memperingatkan waktu hampir habis untuk membuat perubahan transformasional yang diperlukan agar dapat membatasi kenaikan suhu global.

Kenaikan konsentrasi atmosfer dari ketiga gas rumah kaca, yakni karbon dioksida, metana, dan dinitrogen oksida, melampaui peningkatan rata-rata selama dekade terakhir. Ini artinya semua tengah berada pada level rekor baru.

Konsentrasi karbon dioksida gas rumah kaca utama naik 2,5 bagian per juta menjadi 415,7, meningkat setidaknya sejak 3 juta tahun yang lalu ketika Bumi jauh lebih hangat.

Sementara lonjakan gas metana yang kuat dan memerangkap panas adalah yang tertinggi sejak pencatatan dimulai pada 1983, kata laporan itu. Metana adalah gas nomor dua yang berkontribusi terhadap pemanasan setelah karbon dioksida.

"Peningkatan konsentrasi gas-gas utama yang memerangkap panas, termasuk rekor percepatan tingkat metana, menunjukkan bahwa kita sedang menuju ke arah yang salah," kata Sekretaris Jenderal WMO Petteri Taalas, yang menyerukan transformasi energi, industri dan sistem transportasi, dilansir Reuters, Jumat (28/10/2022).

"Perubahan yang diperlukan secara ekonomi terjangkau dan memungkinkan secara teknis. Waktu hampir habis," imbuhnya.

Adapun, gas rumah kaca bertanggung jawab pada peningkatan suhu bumi dan memicu peristiwa cuaca ekstrem seperti gelombang panas dan curah hujan yang tinggi.

Tidak seperti emisi yang dapat dikurangi, seperti melalui pengurangan perjalanan dan industri selama pandemi, sebagian besar karbon dioksida yang dipancarkan beberapa dekade lalu tetap berada di atmosfer dan mengaktifkan proses lambat seperti kenaikan permukaan laut selama ribuan tahun.

WMO mengatakan para ilmuwan sedang menyelidiki alasan kenaikan luar biasa dalam tingkat metana dari 18 bagian per miliar menjadi 1.908 tahun lalu, menyusul peningkatan serupa pada tahun 2020.

Kontribusi terbesar berasal dari lahan basah, tempat pembuangan sampah dan sawah, yang menurut WMO mengalami percepatan dekomposisi akibat cuaca yang lebih hangat.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Menu Pembuka' Perang Dunia 3, Bumi di Ambang Malapetaka

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular