Sering Bagikan Cerita 'Dunia Gelap', Ini Alasan Sri Mulyani!

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
28 October 2022 07:20
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Acara Press Conference - 4th Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) Meeting. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Acara Press Conference - 4th Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) Meeting. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akhirnya buka suara terkait dengan dirinya yang dianggap sering berbagi parahnya situasi ekonomi dunia saat ini dan ke depannya.

Menurut mantan petinggi Bank Dunia, dirinya tidak bermaksud menakut-nakuti masyarakat. Dengan berbagi kondisi dunia, dia semua pihak lebih waspada.

"IMF bilang pada 2023 is gonna be dark. itu yang disebut gelap. Kalau saya bicara begitu dianggap menakuti-nakuti padahal sebetulnya tidak. Saya hanya menyampaikan risiko itu ada dan kita harus waspada," tegasnya dalam webinar PT PLN, dikutip Jumat (28/10/2022).

Dia pun menjelaskan bahwa situasi ini bersumber dari pandemi Covid-19 yang meninggalkan luka memar dan belum sepenuhnya berakhir. Kondisi ini semakin diperparah oleh perang Rusia dan Ukraina sebagai biang kerok krisis pangan dan energi, menimbulkan lonjakan inflasi di mana-mana.

"Pemulihan ekonomi cepat, dunia dihadapkan masalah rantai pasok. Supply tak mampu mengikuti permintaan, muncul tekanan harga-harga atau inflasi. diperparah dengan terjadinya perang saat ini," ungkap Sri Mulyani.

Situasi semakin rumit, tatkala negara maju mengubah arah kebijakan moneter. Amerika Serikat (AS) secara agresif terus menaikkan suku bunga acuan dan menimbulkan gejolak besar di pasar keuangan.

Bahkan ada setidaknya 60 negara kini berada dalam kesulitan keuangan, sehingga diperkirakan akan segera jatuh ke jurang krisis. Sri Lanka dan Argentina sudah lebih dulu dilanda krisis tersebut.

"Saat ini ada lebih dari 60 negara yang diperkirakan dalam situasi debt distress atau kondisi keuangan atau utang distress yang bisa memicu krisis utang maupun krisis keuangan atau ekonomi," ujar Sri Mulyani.

Kendati kondisi global mengerikan, Sri Mulyani memperkirakan Indonesia akan tumbuh di atas 5,5% secara year on year (yoy). Capaian yang sangat tinggi dibandingkan banyak negara yang kini ekonominya turun bahkan jatuh ke jurang resesi seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

"Pertumbuhan ekonomi kita kuat di kuartal III berharap di atas 5,5% dan di kuartal IV harus waspada tren pelemahan ekonomi dunia," katanya.

Sumber pertumbuhan ekonomi terbesar adalah ekspor, didorong oleh tingginya harga komoditas utama, seperti batu bara, nikel, bauksit, hingga minyak kelapa sawit.

Sumber lainnya adalah dari konsumsi rumah tangga dan investasi. Dua sektor ini akan membantu ekonomi seiring dengan membaiknya mobilitas masyarakat imbas terkendalinya pandemi Covid-19. Kendati demikian, tugas penting pemerintah saat ini adalah menjaga inflasi agar konsumsi dapat terus tumbuh ke depannya.

"Pilihannya tak selalu mudah dari seluruh dunia. Antara memproteksi masyarakat, daya beli di sisi lain pressure yang berjalan ekstrem di dunia menimbulkan pilihan yang tidak mudah," pungkasnya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani Beberkan Dunia Berada di Masa Sulit & Berbahaya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular