Internasional

Fakta Terbaru Perang Rusia-Ukraina, Putin Siap Balas Dendam

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
26 October 2022 21:56
Warga negara Rusia yang direkrut selama mobilisasi parsial terlihat dikirim untuk memerangi area koordinasi setelah panggilan militer untuk perang Rusia-Ukraina di Moskow, Rusia pada 10 Oktober 2022. (Anadolu Agency via Getty Images)
Foto: Warga negara Rusia yang direkrut selama mobilisasi parsial terlihat dikirim untuk memerangi area koordinasi setelah panggilan militer untuk perang Rusia-Ukraina di Moskow, Rusia pada 10 Oktober 2022. (Anadolu Agency via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tudingan Rusia atas rencana penggunaan 'bom kotor' oleh Ukraina makin panas. Terbaru, Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia Sergei Shoigu menyampaikan isu penggunaan 'bom kotor' oleh Ukraina kepada Menhan China Wei Fenghe dan Menhan India Rajnath Singh pada panggilan video terpisah.

Akhir pekan lalu, Shoigu juga sempat menuduh Ukraina berencana menggunakan bom kotor dalam panggilan telepon dengan beberapa rekan NATO. Namun klaim ini dibantah sebagai kebohongan berbahaya oleh Kyiv.

Sementara itu, aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) memperingatkan Rusia untuk tidak menggunakan klaim Ukraina menggunakan 'bom kotor' di wilayahnya sendiri sebagai dalih untuk meningkatkan perang.

"Rusia sekarang secara keliru mengklaim Ukraina sedang bersiap untuk menggunakan bom kotor radiologis di wilayahnya sendiri," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dalam konferensi pers Selasa (25/10/2022).

"Sekutu NATO menolak tuduhan palsu yang transparan ini. Rusia sering menuduh orang lain atas apa yang ingin mereka lakukan sendiri. Kami telah melihat pola ini sebelumnya dari Suriah hingga Ukraina. Rusia tidak boleh menggunakan dalih palsu untuk eskalasi lebih lanjut," tambahnya.

Berikut perkembangan lain terkait perang di Ukraina, mengutip CNN International, Rabu (26/20/2022).

1. Rusia bersiap untuk pertempuran Kherson

Rusia dilaporkan sedang mempersiapkan angkatan bersenjatanya untuk serangan balasan Ukraina di kota Kherson yang diduduki. Moskow juga diduga menekan warga sipil untuk pergi ke wilayah yang diduduki Rusia.

"Pertempuran terberat untuk Kherson ada di depan... Masih sulit untuk berbicara tentang prospek pembebasannya, karena mereka [Rusia] melakukan segalanya untuk memperkuat kelompok mereka," kata Oleksiy Arestovych, penasihat ke kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

"Mereka telah melakukan upaya yang tidak manusiawi untuk mewujudkannya," tambahnya.

Sementara itu, pemerintah lokal yang ditempatkan di Moskow telah memperingatkan upaya Ukraina untuk merebut kembali ibu kota regional dan memerintahkan warga sipil untuk pergi dari wilayah tersebut.

Pihak berwenang membuat hidup semakin sulit bagi mereka yang tersisa, menurut seorang mantan pejabat lokal yang pro-Ukraina. Kyiv telah menolak "relokasi terorganisir" sebagai "pertunjukan propaganda" dan menuduh Moskow mencoba "mengintimidasi" penduduk.

2. Dua tewas dalam serangan Dnipro

Sedikitnya dua orang tewas dan empat lainnya cedera dalam serangan rudal Rusia terhadap Dnipro di Ukraina tengah Selasa malam. Pada Rabu, sirene serangan udara diaktifkan di sebagian besar Ukraina, selain dari wilayah barat dan Krimea yang dicaplok Rusia, menurut Kementerian Transformasi Digital Ukraina.

3. Ukraina minta pengungsi tak pulang

Ukraina meminta warganya yang melarikan diri dari negara itu setelah serangan Rusia untuk tidak kembali ke rumah musim dingin ini karena pemadaman berkelanjutan yang disebabkan oleh serangan drone dan rudal Rusia di jaringan listrik.

Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk pada hari Selasa meminta warga Ukraina untuk tidak kembali dulu. "Kami harus bertahan di musim dingin ini. [Jika orang kembali] jaringan listrik mungkin gagal," katanya.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Ngamuk di Tahun Baru, Perang Rusia-Ukraina Makin Ngeri

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular