Internasional

Perhatian! AS Bawa Kabar Baik soal 'Perang Nuklir' Rusia

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
26 October 2022 08:01
The BrahMos missile takes off from India's main missile testing center in the eastern state of Orissa state, in Balasore district, 230 kilometers (144 miles) from Bhubaneshwar, India, Thursday, Dec. 2, 2010. India on Thursday successfully test-fired the supersonic cruise missile, designed to carry conventional warheads, jointly developed with Russia to fine-tune its ability to hit targets, the defense ministry said. (AP Photo)
Foto: Misil BrahMos (AP Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengaku telah diberitahu Rusia terkait rencana negara itu untuk melakukan latihan nuklir tahunannya. Menurut Washington, hal ini "menurunkan risiko perang nuklir" saat timbulnya retorika tersebut dari Kremlin.

AS mengatakan pihaknya memprediksi Rusia untuk melakukan uji peluncuran rudal selama latihan kekuatan nuklir strategisnya yang dinamakan Grom. Ini sesuai dengan kebiasaan Negeri Beruang Putih itu di masa lalu yakni menembakkan rudal balistik antar-benua.

"Di bawah Perjanjian START (perjanjian nuklir AS-Rusia) yang Baru, Rusia berkewajiban untuk memberikan pemberitahuan sebelumnya tentang peluncuran rudal tersebut," kata para pejabat AS dikutip Reuters, Rabu (26/10/2022).

"AS telah diberitahu, dan, seperti yang telah kami soroti sebelumnya, ini adalah latihan rutin tahunan oleh Rusia," tambah keterangan Juru Bicara Brigadir Jenderal Angkatan Udara Patrick Ryder pada konferensi pers.

Latihan tersebut sebelumnya menghadirkan tantangan potensial bagi AS dan sekutunya karena Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam secara terbuka akan menggunakan senjata nuklir untuk membela wilayah yang diambilnya dalam serangan ke Ukraina.

Rusia pada hari Selasa juga membawa tuduhan ke Dewan Keamanan PBB bahwa Ukraina sedang bersiap untuk menggunakan 'bom kotor' di wilayahnya sendiri. Pernyataan ini ditolak mentah-mentah oleh pejabat Barat dan Ukraina yang menyebut itu sebagai informasi yang salah dan dalih untuk meningkatkan perang.

Para pejabat Barat telah menyatakan keyakinannya pada kemampuan mereka untuk membedakan perbedaan antara latihan Rusia dan setiap langkah Putin untuk mengatasi ancaman nuklirnya. Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Prince, menekankan pentingnya kepatuhan dalam memberikan pemberitahuan.

"Sementara Rusia terlibat dalam agresi tak beralasan dan retorika nuklir sembrono, langkah-langkah pemberitahuan ini memastikan kami tidak terkejut dan mengurangi risiko salah persepsi," kata Price.

Dengan pasukan Ukraina maju ke provinsi Kherson yang diduduki Rusia, para pejabat Moskow telah menelepon negara-negara Barat pada hari Minggu dan Senin untuk mengkomunikasikan tuduhan mereka tentang 'bom kotor'.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan tuduhan itu menunjukkan Moskow merencanakan serangan semacam itu dengan bahan peledak yang dicampur dengan bahan radioaktif dan dan berusaha menyalahkan Kyiv.

Namun pertanyaan juga beredar terkait apakah Rusia mungkin menggunakan senjata nuklir 'taktis' dengan hasil ledakan dan kerusakan yang rendah.

Presiden AS Joe Biden memperingatkan Rusia pada hari Selasa bahwa bila langkah itu tetap dilakukan, hal tersebut akan menjadi kesalahan yang sangat serius.

"Saya tidak menjamin Anda bahwa ini adalah operasi pengkambing hitaman, kami tidak tahu. Tapi itu akan menjadi kesalahan serius," kata BideN.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Ultimatum Putin ke Sekutu Ukraina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular