Dolar AS Ngamuk Tembus Rp15.600, Harga Elektronik 'Terbang'

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Rabu, 26/10/2022 12:20 WIB
Foto: Pengunjung memlih pakaian yang dijual di salah satu pusat perbelanjaam di Kawasan Depok, Jawa Barat, Selasa (5/1/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) memberi sinyal bahwa daya beli masyarakat mulai membaik karena salah satu indikatornya yakni inflasi komponen inti tumbuh positif mencapai 0,05 persen pada Desember 2020. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah masih lunglai di hadapan dolar AS. Hari ini, Rabu (26/10/2022), sesi perdagangan pukul 11.58 WIB, rupiah berada di Rp15.602 per dolar AS. Pelemahan ini kemudian berdampak pada harga barang-barang impor di dalam negeri, termasuk barang elektronik.

"Existing model otomatis penyesuaian harga step by step atau elektronik akan keluar model baru, apa lebih efisien atau fitur lebih tinggi," kata Ketua Umum Asosiasi Industri Perangkat Telematika Indonesia (AIPTI) kepada CNBC Indonesia, Rabu (26/10/2022).

Harga produk, kata dia, akan naik dengan besaran tergantung asal barang, impor atau lokal.


"Nggak 100% (berpengaruh) dolar AS untuk pembuatan produk. Kecuali impor, berarti pengaruh 100% US dolar. Kalau produksi lokal paling nggak (berpengaruh) 70%, itu pun nggak pasti. Tergantung lokal content, kan ada listrik tenaga kerja dalam rupiah," sebut Ali.

Di sisi lain, dia menambahkan, keputusan menaikkan harga jual akibat pelemahan rupiah menghadapi tantangan tersendiri. Pasalnya, tambah Ali, daya beli saat ini melemah, sehingga kenaikan terlalu tinggi akan menekan penyerapan pasar. 

"Itu (kenaikan harga) pun nggak bisa lepas (langsung tinggi) ke market, harus step by step. Jadi biasanya konsumen tanggung sebagian, pabrikan sebagian, distribusi sebagian. Produk kuat berani naikkan, produk lemah nggak berani," sebut Ali.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Arcandra Tahar: Perang Iran-Israel Senjata Amankan Pasokan Energi