Laku Keras! Ini Daftar Negara Eropa yang Pesan Batu Bara RI

pgr, CNBC Indonesia
Selasa, 25/10/2022 14:50 WIB
Foto: Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah negara-negara Eropa terus mencari substitusi impor batu baranya untuk kebutuhan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di negaranya. Salah satu substitusi impor yang dituju oleh negara-negara Eropa tersebut adalah Indonesia.

Sampai pada September, tercatat dalam unofficial Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI), jumlah ekspor batu bara Indonesia ke negara-negara Eropa tersebut mencapai 3,5 juta ton sampai 4 juta ton.

Meskipun belum diketahui detil masing-masing dari pesanan negara-negara Eropa itu, namun yang diketahui saat ini terdapat 6 negara Eropa yang sudah memesan batu bara dari Indonesia.


Diantaranya adalah: Polandia, Belanda, Jerman, Spanyol dan Yunani. Bahkan, APBI mencatat ada satu negara Eropa yang juga baru memesan batu bara dari Indonesia yakni Slovenia.

"Saya kurang tahu persis mengenai tambahan ekspornya karena sifatnya Bussines to Bussines (B to B). Malah ada juga pengirimannya ke negara seperti Yunani, Slovenia walaupun gak banyak," ungkap Hendra Sinadia Direktur Eksekutif APBI kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (25/10/2022).

Hendra bilang, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, volume ekspor batu bara Indonesia ke Eropa biasanya kurang dari 1 juta ton per tahun. "Tentu saja jumlah tersebut ada peningkatan yang signifikan. Ini memang belum angka resmi, kalau memang jumlahnya segitu (4 juta ton) ini yang terbesar (sepanjang sejarah)," terang Hendra kepada CNBC Indonesia, Selasa (4/9/2022).

Hendra memang belum bisa menyebutkan secara pasti, negara-negara Eropa mana saja yang memesan batu bara dari Indonesia. Yang jelas kabar yang didapat Hendra, ekspor batu bara Indonesia ke negara Eropa dikirim ke Polandia, Belanda, Yunani, Spanyol hingga Jerman. "Persisnya berapa kabarnya 3,5 juta ton - 4 juta ton," tandas Hendra


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ekspor Batu Bara RI ke China Turun Hingga 15%