Fakta-fakta Industri Pulogadung, Dipindah & Ancaman Badai PHK

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Selasa, 25/10/2022 07:10 WIB
Foto: Pulo gadung Jiep (JIEP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kawasan industri di tengah pusat Jakarta terancam hilang dalam beberapa waktu ke depan. Pasalnya, pemerintah berniat merelokasi pabrik-pabrik di kawasan industri Pulogadung yang dikelola PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP) ke Subang, Jawa Barat.

Rencana pemindahan yang sebelumnya dilontarkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir itu pun mengundang berbagai reaksi berbeda. Meski pengusaha setuju, namun karyawan justru menolak rencana itu.

Berikut fakta terkait wacana pemindahan kawasan industri Pulogadung:


Ancaman PHK Massal

Banyak perusahaan padat karya yang bakal terkena dampak dari kebijakan ini. Jika pindah, maka banyak karyawan yang bisa terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Sebagai contoh setidaknya ada 25 perusahaan percetakan. Dilansir situs resmi JIEP, perusahaan tersebut mulai dari PT Dian Rakyat II, PT Aksara Grafika Pratama di penerbitan-percetakan, PT Gaya Sastra Indah di percetakan buku tulis.

Ada juga beberapa dari industri garmen, misalnya PT Multilahan Jasa Bumi, PT Bina Busana Internusa, PT Hansol Pleats, PT Anugerah Jaya Retailindo. Ada juga dari sektor Tekstil dan Katun yakni PT Cotexi Inas.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, penolakan itu datang dari sebagian besar pekerja dan akan memicu terjadinya PHK besar-besaran.

"Karena tidak semua pekerja pabrik di JIEP mau dipindah ke Subang. Pak Erik (Menteri BUMN Erick Thohir) nggak boleh sembarangan. Ketika perusahaan dipindahkan ke Subang maka akan menawarkan gaji yang hanya seperlima dari gaji Jakarta," kata Said kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (25/10/2022).

"Kalau menolak dipindah, akan terjadi PHK yang belum tentu dapat pesangon," tambahnya.

Biaya Sewa Mahal

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menjelaskan tarif sewa lahan di kawasan industri Pulogadung kerap naik dari tahun ke tahun.

"Saya punya juga di situ (perusahaan). Sebagai pemilik di situ juga memang daerah di situ sudah nggak menarik, karena hitung-hitungannya jadi mahal. Jadi seperti PT JIEP dia memang seperti mengusir dikasih sewanya tinggi banget sampai pada mau keluar di situ," kata Hariyadi.

Menurut dia, banyak perusahaan yang mau pindah dari kawasan itu karena mereka anggap biaya sudah tidak masuk lagi dalam perhitungan ongkos produksi. Di mana, ongkos sewa naik secara signifikan dari tahun 2018, hingga biaya tenaga kerja yang mahal karena mengikuti Upah Minimum wilayah DKI Jakarta.

"Naiknya banyak dari beberapa tahun lalu, dari 2018 sudah naik, jadi orang udah males di situ. Apalagi yang karyawannya banyak juga nggak menarik lagi karena ikut upah DKI," jelas Hariyadi.

Kembangkan Ekonomi Jabar

Jawa Barat (Jabar) jadi pilihan Erick untuk merelokasi industri dari kawasan Pulogadung. Jabar semakin dilirik karena memiliki potensi yang besar untuk menjadi pusat pertumbuhan baru. Hal itu didukung dengan adanya berbagai akses infrastruktur mulai dari Bandara Kertajati yang berfokus pada pelayanan kargo, Pelabuhan Patimban, jalan tol, hingga kereta cepat Jakarta-Bandung yang akan segera beroperasi nanti

"Makanya saya mendorong yang namanya kawasan industri baru di Subang. Pak Heru (Pj. Gubernur DKI Jakarta) punya cita-cita di Jakarta Timur," ungkap Erick.

Erick menambahkan, penguatan ekosistem di Jawa Barat juga tercermin dari integrasi transportasi publik Jakarta dan Bandung. Nantinya, LRT, kereta cepat Jakarta-Bandung, dan KRL akan menjadi satu kesatuan.

"Kemarin Gubernur Jabar juga sudah membuat pernyataan, bukan tidak mungkin titik akhir kereta cepat menjadi bagian dari perbaikan fasilitas untuk pusat pemerintah Jabar. Inilah sinergi yang kita dorong sama-sama," kata Erick.

Kurangi Polusi Jakarta

Selain bertujuan untuk pengembangan ekosistem di Jawa Barat, juga diharapkan dapat mengurangi polusi di Ibukota.

"Kawasan industri itu tidak cocok lagi di tengah kota, menambah polusi dan harus pindah," pungkas Erick. 


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Efisiensi Pengembangan AI, Microsoft PHK 9.000 Karyawan