
Kurs Ambyar, Harga Pasar Pertalite Bisa Tembus Sebesar Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite yang dijual PT Pertamina (Persero) kemungkinan sulit mengalami penurunan. Apalagi, di tengah kondisi nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang semakin nyungsep.
Direktur Utama Pertamina Periode 2006-2009 Ari Soemarno menyampaikan bahwa dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang tembus Rp 15.500 per US$ dan harga minyak mentah US$ 90-an per barel, maka keekonomian harga Pertalite kini seharusnya berada di level Rp 11.000 per liter dan BBM RON 92 seperti Pertamax di level Rp 14.000 per liter.
Sementara, harga jual BBM, baik Pertalite dan Pertamax, saat ini masih di bawah angka tersebut. Adapun untuk Pertalite saat ini dijual di harga Rp 10.000 per liter, sedangkan Pertamax Rp 13.900 per liter.
"Ya seperti harga sekarang Pertamax sekitar Rp 14.000-an. Pertalite mungkin sekitar Rp 11.000-an sekarang dengan kurs Rp 15.500 per US$," kata Ari dalam Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (24/10/2022).
Ari menyadari bahwa harga minyak mentah sempat mengalami penurunan dibandingkan pada periode awal tahun. Hal tersebut terjadi karena kondisi pasar yang pesimistis lantaran adanya potensi resesi global.
Kondisi tersebut lantas membuat OPEC memutuskan untuk mengurangi produksi sebesar 2 juta barel per hari (bph). Dampaknya, harga kembali naik di level US$ 90 per barel.
"Bagi OPEC, biaya yang terbaik US$ 90 per barel. Karena itu OPEC menurunkan produksi untuk menjaga harga minyak di level US$ 90 per barel," kata dia.
Selain itu, ia juga membeberkan perhitungan harga BBM di masa lalu. Adapun ketika harga minyak mentah berada di level US$ 100 per barel, harga keekonomian BBM jenis Pertamax pada saat itu di sekitar Rp 12.000 per liter.
Namun kondisi tersebut berbeda dengan saat ini, ketika harga minyak mentah tembus di level US$ 100 per barel, keekonomian harga Pertamax berada pada harga Rp 14.000 per liter.
"Jadi margin antara harga minyak dan BBM normalnya dengan harga bensin US$ 7-8, Solar sekitar US$ 10-11. Dalam beberapa bulan belakangan ini margin meningkat hampir US$ 30. Karena tidak adanya suplai BBM dari Rusia, maka suplai BBM dunia semakin ketat," katanya.
Perlu diketahui, pada Senin (24/10/2022) pukul 06.00 WIB harga minyak mentah Brent tercatat US$ 93,50 per barel, naik 1,21% dibandingkan posisi akhir pekan lalu. Sementara jenis light sweet atau West Texas Intermediate harganya US$ 85,05 per barel, turun 1%.
Adapun asumsi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 sesuai Peraturan Presiden (Perpres) No.98 tahun 2022, harga minyak mentah dipatok sebesar US$ 100 per barel.
Sementara dari nilai tukar (rupiah) terhadap dolar Amerika Serikat kini masih lesu, nyaris mendekati Rp 15.600 per US$.
Di awal perdagangan Senin (24/10/2022), rupiah dibuka pada level Rp 15.550 per US$, melansir data Refinitiv. Setelahnya, rupiah kembali melemah ke Rp 15.580 per US$ pada pukul 9:05 WIB.
Padahal, asumsi kurs dalam Perpres No.98 tahun 2022 ditetapkan sebesar Rp 14.450 per US$.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga BBM Setara Pertamax di Mei Turun? Ini Kemungkinannya
