Srimul Bawa Kabar Baik, APBN Masih Surplus Rp 60,9 Triliun
Jakarta, CNBC Indonesia - Realisasi APBN per September 2022 tercatat masih surplus hingga Rp 60,9 triliun atau 0,33%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menuturkan kinerja APBN September 2022 yang tetap positif dan terkendali ini ditopang oleh pendapatan yang sangat baik.
Pendapatan negara tercatat sebesar Rp 1974,7 triliun, tumbuh 45,7% dari tahun lalu Rp 1.325 triliun.
"Pertumbuhannya jauh lebih rendah dari sebelumnya, tetapi penerimaannya jauh lebih tinggi dari tahun lalu," kata Sri Mulyani.
Salah satu penopangnya adalah pertumbuhan penerimaan pajak yang tumbuh 54,2% mencapai Rp 1.310,5 triliun. Kemudian, kontributor kedua adalah PNBP yang tumbuh 34,4% menjadi Rp 431,5 juta, dibandingkan tahun lalu Rp 321 triliun.
Dari sisi penerimaan, dia melihat adanya pertumbuhan di semua pos. Ini menggambarkan pemulihan yang kuat. Artinya, kata Sri Mulyani, reformasi yang dibuat pemerintah dan berkah harga komoditas menjadi cerita positif bagi kinerja APBN 2022.
Di sisi lain, belanja pemerintah mencapai Rp 1.913,9 triliun atau tumbuh 5,9%.
Belanja negara tercatat mulai tumbuh, namun perlu terus diakselerasi.
Sri Mulyani mengatakan belanja Kementerian dan Lembaga (K/L) masih kontraktif sebesar 8,1% menjadi Rp 674,4 triliun.
"Ini yang berhubungan dengan PC-PEN, belanja kesehatan juga. Namun, beberapa K/L perlu mengakselerasi belanjanya," ujarnya.
Posisi sampai dengan September, keseimbangan primer msih surplus Rp 339,4 triliun, melonjak sangat tinggi dibandingkan tahun lalu defisit Rp 198 triliun.
"Overall balance APBN kita mengalami surplus sebesar Rp 60,9 triliun atau 0,33% dari PDB," kata Sri Mulyani.
Namun, Sri Mulyani mengakui surplus APBN ini lebih rendah daripada bulan sebelumnya sebesar 0,58%.
"Tetapi ini jauh lebih baik dari tahun lalu. Tahun lalu itu kita defisitnya Rp 451,9 triliun," kata Sri Mulyani.
Surplus ini, lanjutnya, menandakan anggaran berada pada posisi yang kuat, sehingga pembiayaannya menurun.
(haa/haa)