Perang Nuklir Bisa 'Pecah', Begini Kata Luhut..

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
21 October 2022 08:45
Ilustrasi (Photo by Pixabay via pexels)
Foto: Ilustrasi (Photo by Pixabay via pexels)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ancaman perang nuklir kian nyata, beberapa kalangan bahkan sudah meramal akan adanya perang nuklir, khususnya ditengarai perang yang memuncak antara Rusia-Ukraina dan beberapa negara yang memanas seperti China-Taiwan, Korut-Korsel-Jepang dan Amerika Serikat. Atas adanya ancaman perang nuklir ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan pun angkat bicara.

Menko Luhut menyebutkan bahwa tidak ada yang bisa memprediksi mengenai perang antara Rusia dan Ukraina yang memiliki dampak luas. Sehingga ini menjadi topik yang panas dan Indonesia harus mempersiapkan diri dalam situasi ini khususnya dalam ekonomi.

"Hari ini kita menghadapi apa yang kita sebut perfect Storm yang merupakan sesuatu yang sangat tidak stabil dan pemerintah Indonesia bekerja sangat serius untuk menangani masalah ini. Kami mengawasi setiap informasi yang terbuka dan apa saja untuk mengatur strategi kami untuk mengatasi masalah ini," ungkap Luhut dalam pembukaan SOE International Conference, beberapa hari yang lalu di Nusa Dua, Bali.

Mengenai ketidakpastian ekonomi dunia, kata Luhut, saat ini sedang dibayang-bayangi kemungkinan menuju situasi yang terburuk yakni perang nuklir. "Perang nuklir, dari berbagai sumber sudah meramalkan masalah ini. Kita melihat ini juga sebagai masalah yang serius," tegas Luhut.

Sebagai pengetahuan, Aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mulai siaga. NATO melakukan latihan perang nuklir Steadfast Noon sejak 17 Oktober, sementara Rusia juga disebut akan melakukan hal serupa di akhir bulan ini.

Situs prediksi mata uang kripto, Polymarket, bahkan telah membuka kanal taruhan terkait potensi penggunaan senjata nuklir di 2023 mendatang. Hipotesisnya adalah federasi Rusia mungkin akan meledakkan perangkat nuklir dalam kapasitas ofensif pada 31 Desember 2022, pukul 11:59:59 malam waktu Pantai Timur Amerika Serikat (AS).

Ramalan perang nuklir sebenarnya sudah dijabarkan beberapa tokoh terkenal? Berikut penjelasannya, mengutip dari berbagai sumber, Jumat (21/10/2022).

Warren Buffett: Terkait bahaya perang nuklir, investor kawakan Warren Buffett pernah menyebutnya sebagai masalah utama umat manusia. Pria berusia 92 tahun menyebut ancaman perang dengan nuklir bukanlah hal yang sepele. "Ini adalah masalah utama umat manusia... Dan itu akan terjadi suatu hari nanti," kata Buffett dikutip dari MoneyWise.

"Kami selalu memiliki orang-orang yang menginginkan kejahatan pada orang lain. Ribuan tahun yang lalu, jika Anda psikotik atau fanatik agama atau tidak puas, dan Anda mengharapkan kejahatan pada tetangga Anda, Anda mengambil batu dan melemparkannya ke arah mereka, dan itu tentang kerusakan yang dapat Anda lakukan," katanya.

"Kami melanjutkan ke busur dan anak panah dan meriam. Tetapi sejak 1945, potensi untuk menimbulkan kerugian besar pada jumlah orang yang luar biasa telah meningkat dengan kecepatan geometris," tambahnya. Ini tak hanya sekali. Buffett mengungkapkannya beberapa kali di antaranya tahun 2017.

"Saya sudah prihatin sejak 1945 ketika bom atom pertama digunakan," katanya dalam wawancara bersama CNBC International.

"Kami telah mengembangkan selama 72 tahun ini, sejak Agustus 1945, kemampuan di seluruh dunia untuk hampir menghancurkan peradaban. Ini satu-satunya awan nyata di cakrawala," tambahnya.

Nouriel Roubini (Dr. Doom): Ekonom Nouriel Roubini sendiri merujuk eskalasi konflik Rusia-Ukraina sebagai biang keladi "perang nuklir". Ia mengatakan konflik itu sudah menandai awal dari pertempuran global. "Dalam beberapa hal, Perang Dunia III sudah dimulai," kata Roubini yang juga disebut 'Dr. Doom', disampaikannya dalam Yahoo Finance's 2022 All Markets Summit Senin lalu, mengutip Financial Tribune.

"Ini dimulai di Ukraina karena konflik ini memiliki implikasi yang lebih luas yang melampaui Rusia dan Ukraina. Ini adalah awal dari sesuatu yang lain," tegasnya.

Roubini juga menyoroti konflik nuklir di Iran dan gesekan China untuk Taiwan. Profesor bisnis Universitas New York itu berpendapat perang dingin sudah ada antara AS dan China, dan itu bisa meningkat menjadi "perang panas" karena Presiden Xi Jinping bertujuan untuk menyatukan China dan Taiwan.

Ia juga menyoroti ancaman geopolitik. Dia menyebut perang dingin baru yang telah muncul antara AS dan China serta antara Barat dan kekuatan "revisionis" termasuk Rusia, China, Iran, Korea Utara, dan Pakistan. "Mereka pada dasarnya menantang tatanan ekonomi, sosial, dan geopolitik yang diciptakan AS, Eropa, dan Barat setelah Perang Dunia II," kata Roubini.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saat Luhut Bicara Perang Nuklir: Ini Jadi Masalah yang Serius

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular